Pandemi virus covid 19 semakin merajalela, lebih dari 35 juta orang terjangkir dan lebih dari 1 juta jiwa meninggal akibat virus corona ini.
Forex TV
Pandemi virus covid 19 yang telah menyebar ke seluruh dunia sampai hari ini tercatat sudah menewaskan lebih dari 1 juta jiwa dengan jumlah orang terjangkit sebanyak lebih dari 33 juta orang.
Pandemi virus covid 19 semakin mengerikan dan merajalela di seluruh dunia, bahkan sampai hari ini sudah lebih dari 31 juta orang terjangkit dengan jumlah korban jiwa menembus lebih dari 965 ribu jiwa.
Pada perdagangan pekan lalu kita disuguhkan beberapa berita ekonomi penting diantaranya pengumuman tingkat suku bunga Bank of Canada dan juga rilis Main Refinancing Rate dari Eropa.
Pada akhir pekan lalu kita telah menerima rilis data ekonomi dari negara Amerika, diantaranya laporan lowongan pekerjaan non pertanian yang tercatat stabil diangka 1371K.
Pada perdagangan pekan lalu kita sempat dikejutkan oleh pernyataan dovish yang diumumkan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika
Perkembangan virus covid 19 masih merajalela bahkan telah menjangkiti lebih dari 23,5 Juta orang dan menyebabkan lebih dari 812 ribu jiwa meninggal di seluruh dunia.
Pandemi virus covid 19 semakin hari semakin bertambah parah, segala upaya telah dilakukan seluruh dunia untuk mengendalikan penyebaran virus ini, mulai dari lockdown, hingga upaya menciptakan vaksin untuk virus covid 19.
Pergerakan index USD perlahan menguat akibat kembali membaiknya data lowongan pekerjaan Non Pertanian Amerika atau dikenal dengan istilah Nonfarm Payroll (NFP).
Perekonomian global terancam masuk ke dalam jurang resesi, hal ini semakin nyata setelah rilis data tingkat GDP Amerika pada pekan lalu yang tercatat berada di level minus, tepatnya di angka -36,9.
Jumlah penderita virus covid 19 semakin bertambah pesat, tercatat lebih dari 14 juta orang terjangkit dan 600 ribu lebih jiwa meninggal akibat pendemi virus covid 19…
Aset Safe Haven masih menjadi incaran bagi para investor untuk mengamankan nilai investasi ditengah ancaman gelombang kedua dari pandemi virus covid 19.