Pasar saham Asia sebagian besar libur untuk Jumat Agung pada perdagangan Jumat (29/03/2024). Dolar AS juga menguat terhadap euro sebelum data inflasi utama AS
Bagaimana Data Tenaga Kerja AS Pengaruhi Dolar AS Dan Pasar?
Diperbarui • 2023-10-05
Data Non-Farm Payrolls (NFP) yang akan dirilis pada Jumat pekan ini, akan menjadi fokus pasar. Analis memperkirakan laporan tersebut akan menunjukkan peningkatan sebesar antara 170.000-171.000 lapangan kerja yang tercipta pada bulan September. Namun, perlu dicatat bahwa angka NFP terkadang cenderung mengejutkan para ekonom karena tidak sesuai dengan perkiraan.
Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS telah merilis Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) bulanan pada hari Selasa, yang menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan AS mencapai 9,61 juta di September, naik dari bulan Agustus sebanyak 8,92 juta dan di atas ekspektasi sebesar 8,8 juta. Kenaikan ini tidak terduga karena pembukaan lapangan kerja telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan efek dari kebijakan moneter ketat yang diterapkan oleh Fed.
Sementara itu data ADP sektor swasta pada hari Rabu justru menunjukkan kenaikan hanya sebesar 89.000 lapangan kerja, jauh di bawah perkiraan sebanyak 154.000 yang turun dari laporan sebelumnya sebesar 180.000 lapangan kerja yang tercipta di Agustus.
Kedua data ini dapat dijadikan acuan sejauh mana pasar tenaga kerja AS akan tumbuh pada bulan September lalu. Data NFP ini selain menjadi indikator pertumbuhan ekonomi AS, juga menjadi acuan yang dapat memengaruhi Federal Reserve dalam mengambil keputusan terhadap kebijakan suku bunga ke depannya.
The Fed dalam upaya mengendalikan inflasi membutuhkan pasar tenaga kerja yang stabil dan kondisi ekonomi AS yang melambat. Sehingga, data nonfarm payrolls, dalam ketidakpastian ekonomi global saat ini, masih akan digunakan oleh bank sentral dalam mengambil sikap selanjutnya, apakah akan kembali menaikkan suku bunga atau masih mempertahankan tingkat suku bunga saat ini.
Secara garis besar, jika data NFP AS tumbuh, atau data yang dirilis lebih baik dari perkiraan, maka akan menopang dolar AS untuk menguat. Kenaikan ini akan menjadi pertimbangan The Fed untuk mempertahankan sikap Hawkish nya meski dengan menahan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama, meski mungkin tanpa menaikkannya.
Dengan skenario data Non-Farm Payrolls yang dirilis Jumat ini lebih baik dari perkiraan, maka akan mendorong dolar AS akan menguat. Selain itu, kenaikan data dan proyeksi kenaikan suku bunga oleh the Fed akan mendukung yield obligasi AS untuk kembali mencatat kenaikan yang saat ini sudah menguat.
Apa yang akan terjadi dengan Euro?
Data NFP yang positif dan kembali melemahkan mata uang bersama itu. Ini tidak lepas dari latar belakang yang mendukung upaya The Fed mengatasi inflasi yang tinggi, dengan tetap mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama, atau justru akan menaikkan suku bunga. Hal ini akan membuat EURUSD terus melemah, yang sebelumnya sudah dilemahkan oleh proyeksi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) semakin dekat dengan akhir dari siklus kenaikan suku bunga.
EURUSD secara teknikal melanjutkan penurunan sejak pertengahan Juli 2023 dan dalam tren Bearish yang cukup signifikan. Pada timeframe H4, harga terlihat di bawah angka 50 pada indikator Relative Strength Index (RSI). Harga juga terlihat masih di bawah Simple Moving Average (SMA) 50, 100 bahkan jauh di bawah SMA200 yang mengindikasikan pasangan ini dalam tren bearish yang cukup meyakinkan. Potensi koreksi kemungkinan kecil akan terjadi, yang hanya akan membawa EURUSD mencatat rebound singkat menuju level Resistance terdekatnya di 1,0540 yang cukup dekat dengan lintasan SMA50.
XAUUSD Berpotensi Lanjutkan Penurunan?
Selanjutnya, XAUUSD yang diperdagangkan berdenominasi dolar AS, akan menghadapi tantangan dan berpotensi melanjutkan penurunan, jika data NFP mencatat angka yang sangat mendukung dolar AS dan pasar obligasi AS untuk melanjutkan penguatannya. Ini dikarenakan, dengan The Fed mempertahankan suku bunga yang tinggi untuk waktu yang lebih lama akan mendorong kenaikan yield obligasi AS. sementara kenaikan yield obligasi juga memengaruhi kenaikan dolar AS. Namun, sebaliknya, jika data NFP AS lebih buruk dari perkiraan maka dolar AS akan melemah dan akan mendukung kenaikan emas .
Secara teknikal, XAUUSD masih dalam tren bearish yang cukup signifikan untuk jangka waktu menengah. Tren penurunan ini terlihat jelas pada RSI yang saat ini masih bergerak tidak jauh di atas area Oversold. Selain itu, XAUUSD juga diperdagangkan jauh di bawah SMA50, 100 dan 200 yang mengindikasikan rata-rata pergerakan XAUUSD untuk jangka menengah dan jangka panjang masih dalam pola bearish. Penurunan XAUSUD lebih lanjut menunggu konfirmasi, apakah akan terus turun menembus ke bawah level 1800. Jika terjadi, emas akan lanjutkan penurunan hingga ke level 1,790 bahkan hingga ke level 1,775. Sementara untuk rebound masih mungkin terjadi. Jika XAUUSD tidak mampu menembus dan bertahan di bawah level 1800, Bullion akan kembali naik menuju level resistance terdekatnya nya saat ini di level 1,828.
GBPUSD Di Tengah Kondisi Ekonomi Yang Rapuh
Sementara itu pound sterling juga akan menghadapi tantangan dari data NFP AS yang akan memengaruhi pergerakan dolar AS. GBPUSD yang rebound karena daya tarik atas sedikit membaiknya sentimen terhadap aset berisiko, terlihat masih belum memiliki kekuatan yang cukup untuk memperpanjang pemulihannya. Ini tak lepas dari ekonomi Inggris yang mendekati perlambatan akibat aktivitas ekonomi yang rentan, potensi guncangan inflasi, dan penurunan permintaan.
Secara teknikal, GBPUSD masih dalam tren Bearish signifikan sejak penurunan di pertengahan Agustus. Pada timeframe H4, harga terlihat masih di level tengah Relative Strength Index bahkan berada di bawah area tersebut sejak tren penurunan GBPUSD di pertengahan Agustus dimulai. GBPUSD juga masih berpeluang melanjutkan penurunan, dengan harga saat ini masih belum mampu menembus lintasan SMA50 yang menjadi indikator tren jangka pendek. Bahkan, harga saat ini relatif jauh di bawah SMA100. Pelemahan faktor fundamental dan teknikal berpeluang membawa GBPUSD melanjutkan penurunan menuju level support terdekatnya di level 1,2106. Jika harga menembus ke bawah level 1,2100, GBPUSD berpotensi lanjutkan penurunan menuju level support selanjutnya di level 1,2069. Sementara rebound ringan GBPUSD akan menghadapi tantangan melewati lintasan SMA50 sebelum menyentuh level Resistance terdekatnya di 1,2165.
Menyerupai
Dolar Australia menguat tipis di awal perdagangan akhir pekan ini, namun masih dalam tren penurunan. Pasar diperkirakan sepi karena memperingati Jumat Agung. Dolar AS menguat karena data ekonomi AS menunjukkan ekspansi,
Pasar saham Asia memiliki sentimen sideways dengan bias bearish pada perdagangan Kamis (28/03/2024), karena adanya sentimen ketidakpastian menjelang data indeks harga PCE AS..penjualan ritel Australia dirilis lebih kecil dari perkiraannya.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.