Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
Fed in Action
Diperbarui • 2019-11-11
Keberadaan atas optimis nya Jerome Powell sebagai pimpinan The Fed yang baru menggantikan Janet Yellen, pada saat dengar pendapat dengan Senat didepan Kongres, memang tidaklah salah, mengingat bahwa penguatan pada sektor tenaga kerja telah memenuhi target yang ditetapkan oleh Senat Amerika, tetapi Powell juga mengakui bahwa ekonomi Amerika cenderung membaik dibawah inflasi yang rendah memang mendapat sorotan dari para pelaku pasar. Kita sudah mengetahui bahwa dari hasil survey mengatakan bahwa The Fed akan menaikan suku bunga sebanyak 25 bps dini hari nanti. The Fed sudah menaikan 4 kali sejak dari tahun 2015 dari 0,25% menjadi 1,5% pada desember tahun 2017. Jika kita lihat dari pola kebiasaan The Fed menaikan suku bunga dalam 2 tahun terakhir ada pada bulan Maret – Juni – Desember, sehingga pada tahun 2018 ini banyak para analis memprediksi bahwa ditahun 2018 ini The Fed akan tetap dalam pola yang sama yaitu 3 kali dengan bulan yang sama.
Penguatan indeks dollar memang terlihat hampir setiap kenaikan suku bunga (selain bulan maret 2017) tetapi setelah itu biasanya US Dollar melemah kembali, seperti terlihat pada grafik index dollar dibawah ini.
Tetapi gambar diatas merupakan analisa teknikal yang belum tentu akan terjadi pada dini hari nanti, tetapi kita sudah bisa memprediksikan secara teknis bahwa pelemahan US Dollar biasanya akan terjadi beberapa waktu setelah kenaikan suku bunga The Fed di rilis. Hal ini pun dapat dijelaskan bahwa saat ini memang ada beberapa faktor yang membuat para pelaku pasar merasa ragu dalam penguatan US Dollar kedepannya :
1. Pertumbuhan ekonomi global masih sangat rentan mengingat laju tingkat inflasi yang belum stabil.
2. Perang dagang antara Amerika dengan China dan Eropa masih menghantui pertumbuhan ekonomi Amerika dan Dunia.
3. Kebijakan Fiskal Amerika dibawah pimpinan Trump memang akan sulit untuk berjalan jika kenaikan suku bunga oleh The Fed terlalu agresif karena dapat membuat indeks saham Dow Jones dan Nasdaq akan kembali tergelincir semakin dalam.
4. Jerome Powell tentunya tidak akan menyerukan pertumbuhan Amerika secara agresif ditahun ini dan membuang semua faktor krusial diatas dengan tetap menadakan Hawkish.Kita memang tidak dapat memperkirakan secara pasti bahwa The Fed akan membuat keputusan yang bernadakan Dovish, tetapi tidaklah terlalu berlebihan jika kita mulai melihat Rally US Dollar hanyalah sementara.
Menyerupai
Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi
Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.