Pasar saham Asia sebagian besar libur untuk Jumat Agung pada perdagangan Jumat (29/03/2024). Dolar AS juga menguat terhadap euro sebelum data inflasi utama AS
Menantikan Data Inflasi Terkini Dan Pengaruhnya Terhadap Suku Bunga Dan Pasar
Diperbarui • 2023-05-09
Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Jumat (05/05/2023) lalu melaporkan, laju tenaga kerja masih mencatat angka yang tinggi, dengan tingkat pengangguran kembali turun ke 3,4%. Pertumbuhan pasar tenaga kerja ini membuat pasar secara luas memperkirakan tambahan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi oleh Federal Reserve, dalam upaya mengendalikan inflasi.
Bayang-bayang suku bunga yang lebih tinggi di masa depan mungkin belum terlalu merasuki pikiran investor, meski kenaikan ini juga masih dalam ketidakpastian. Pandangan umum para analis adalah, sebelum rilis data NFP AS terbaru, bahwa Fed telah selesai dengan kenaikan suku bunga pada dot-plot yang dikeluarkan beberapa bulan yang lalu.
Saat ini, badan kebijakan moneter akan mengambil sikap "Wait dan See" untuk mendekati kenaikan suku bunga akumulatif 500 basis poin hanya dalam waktu satu tahun agar tidak terlalu mengetatkan suku bunga dan memaksa ekonomi masuk ke jurang resesi.
Mengingat bahwa bank sentral memiliki mandat untuk mengendalikan inflasi pada tingkat yang sesuai, dimana Federal Reserve menargetkan tingkat inflasi 2,0% per tahun, pembuat kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga sebagai mekanisme untuk mencapai tingkat target tersebut.
Minggu ini, fokus pasar akan kembali tertuju pada laporan inflasi konsumen Departemen Tenaga Kerja yang akan dirilis pada Rabu besok (10/05/2023). Indeks harga konsumen (CPI) AS diperkirakan naik 0,4% pada basis bulanan di April setelah naik 0,1% di bulan Maret. Untuk CPI tahunan diperkirakan tetap berada di angka 5% di bulan April sama dengan angka yang dirilis pada Maret, sementara CPI inti diperkirakan turun 3%, dari angka 4% yang dirilis bulan lalu.
Data CPI kali ini akan membantu investor mengukur apakah siklus pengetatan agresif Federal Reserve, termasuk kenaikan suku bunga 25 basis poin terbaru minggu lalu, membantu meredam inflasi. Serta apakah kekhawatiran stagfalasi adalah nyata.
Jika, baik data inflasi bulanan dan tahunan atau CPI inti AS sesuai dengan atau lebih tinggi dari perkiraan maka ini akan menopang kenaikan dolar AS. Karena dengan kenaikan inflasi konsumen akan menjadi “Pekerjaan Rumah” besar bagi Fed untuk mempertimbangkan langkah suku bunga selanjutnya. Karena ke depannya ada risiko resesi.
Imbasnya, dengan kenaikan suku bunga, bunga acuan bank sentral, dapat dipastikan akan membuat suku bunga deposito, simpanan, dan suku bunga obligasi akan meningkat. Kondisi ini akan membuat investor beralih ke aset yang lebih menguntungkan seperti pasar obligasi yang memiliki imbal hasil dibandingkan aset lainnya seperti emas yang tidak memiliki imbal hasil dan pasar forex yang lebih cenderung memiliki risiko.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah, kenaikan inflasi konsumen AS akan membuat dolar AS menguat, karena meningkatnya yield obligasi Treasury AS. Sehingga ini akan melemahkan aset emas, dan mata uang utama lainnya.
Analisis Indeks Dolar (USDx)
Analisis AUDUSD
Menyerupai
Dolar Australia menguat tipis di awal perdagangan akhir pekan ini, namun masih dalam tren penurunan. Pasar diperkirakan sepi karena memperingati Jumat Agung. Dolar AS menguat karena data ekonomi AS menunjukkan ekspansi,
Pasar saham Asia memiliki sentimen sideways dengan bias bearish pada perdagangan Kamis (28/03/2024), karena adanya sentimen ketidakpastian menjelang data indeks harga PCE AS..penjualan ritel Australia dirilis lebih kecil dari perkiraannya.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.