XAUUSD berhasil mencatat rebound dan kembali diperdagangkan di atas level 2150 sejak awal perdagangan sepanjang sesi Asia pada hari Senin (25/03/2024)..trader menunggu angka Produk Domestik Bruto (PDB) AS minggu ini
NFP Dipantau Ketat, Bagaimana Pengaruhnya?
Diperbarui • 2023-12-07
Data Non-Farm Payrolls (NFP) akan kembali dirilis pada akhir pekan ini dan para pelaku pasar akan memusatkan perhatian pada data tersebut. Data NFP secara cermat dipantau oleh investor, pembuat kebijakan, dan ekonom karena memberikan wawasan tentang kondisi pasar tenaga kerja AS.
Ekonom memperkirakan laporan tersebut diperkirakan sebanyak 185.000 lapangan kerja yang tercipta pada bulan November, meningkat dari laporan di Oktober 150.000 lapangan kerja, turun dari 297.000 lapangan kerja pada bulan September, dengan Tingkat Pengangguran diperkirakan tidak berubah 3,9%.
Rilis data NFP kali ini akan menjadi fokus utama, hal ini terkait dengan bagaimana Federal Reserve (The Fed) mengambil sikap pada pertemuan kebijakan pada 13-14 Desember mendatang dan masa depan suku bunga selanjut. Jika data non farm payrolls (NFP) kali ini meningkat, itu akan menjadi sinyal positif bagi ekonomi AS. Artinya, permintaan tenaga kerja tetap kuat.
Namun, ini juga menjadi peringatan bahwa inflasi masih akan tetap tinggi. Sehingga, untuk mengatasi inflasi yang tinggi, Federal Reserve kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga atau kemungkinan masih akan menahan suku bunga tetap tinggi dalam kurun waktu yang lebih lama.
Kenaikan suku bunga akan membuat dolar AS lebih menarik bagi investor, karena akan menghasilkan ‘return’ yang lebih tinggi. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya permintaan dolar AS dan akan menyebabkan penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya. Selain itu, Kenaikan suku bunga akan membuat imbal hasil obligasi AS juga meningkat.
Sebaliknya, jika data NFP kali ini menurun, itu akan menjadi sinyal negatif bagi ekonomi AS, yang menunjukkan lemahnya pasar tenaga kerja AS, dan pengangguran yang meningkat. Hal ini berpotensi menurunkan inflasi karena lemahnya daya beli konsumen. Dalam mengatasinya, The Fed berpotensi menahan suku bunga namun hanya dalam waktu yang tidak lama dengan opsi penurunan suku bunga pada pertemuan selanjutnya.
Penurunan suku bunga akan membuat dolar AS kurang menarik bagi investor yang menyebabkan penurunan permintaan dolar AS dan akan menyebabkan pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya. Penurunan suku bunga, seperti yang sudah diaungkan di seluruh pasar, juga akan berimbas pada turunnya yield obligasi AS yang saat ini berada di sekitar 4.11% turun dari level tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun di 4,74% yang disentuh pada 1 Oktober silam.
Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS telah merilis Job Openings And Labor Turnover Survey (JOLTS) bulanan pada hari Selasa, yang menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan AS mencapai 8,73 juta lapangan kerja di November, turun dari laporan untuk bulan Oktober sebanyak 9,35 juta, namun jauh di bawah ekspektasi pasar yakni sebanyak 9.31 juta lapangan kerja. Penurunan ini seakan menunjukkan pasar tenaga kerja AS mulai melemah yang telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan efek dari kebijakan moneter ketat yang diterapkan oleh Fed.
Demikian juga dengan data tenaga kerja ADP sektor swasta pada hari Rabu yang menunjukkan penurunan kecil sebesar 103.000 lapangan kerja, hanya sedikit di bawah laporan sebelumnya sebesar 206.000 dan berlawanan dengan perkiraan ekonom untuk kenaikan sebesar 131.000.
Bank sentral AS dalam upaya membawa inflasi kembali ke target mereka membutuhkan pasar tenaga kerja yang stabil dan kondisi ekonomi AS yang melambat. Sehingga, data Nonfarm payrolls, di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, akan memengaruhi bank sentral dalam mengambil Keputusan selanjutnya terkait suku bunga, apakah akan tetap menahan suku bunga dengan opsi penurunan ke depannya atau mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama lagi.
Dengan skenario data Non-Farm Payrolls yang dirilis Jumat ini meningkat lebih baik dari perkiraan, maka akan mendorong the Fed akan mempertahankan suku bunga dalam waktu yang lebih lama lagi. Imbasnya, baik imbal hasil obligasi dan dolar AS sama-sama akan menguat. Sementara, jika data NFP justru menurun atau hanya meningkat di bawah perkiraan ekonomi, hal ini akan membuat the Fed menahan suku bunga untuk sementara dengan kemungkinan adanya penurunan seperti yang diproyeksi oleh pasar saat ini. Imbasnya, baik dolar AS dan imbal hasil obligasi akan kembali mencatat melanjutkan penurunan saat ini.
Pengaruh NFP terhadap XAUUSD
Data NFP yang meningkat sesuai atau di atas ekspektasi akan mendorong yield obligasi dan dolar AS kembali menguat. Hal ini akan melemahkan XAUUSD dan berpotensi menyeret bullion kembali turun di bawah level 2000. Ini tidak lepas dari latar belakang upaya The Fed mengatasi inflasi yang tinggi, dengan tetap mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama, atau justru akan menaikkan suku bunga.
Secara teknikal, XAUUSD yang sempat menyentuh puncak tertinggi sepanjang waktu di level 2141 saat ini tengah dalam koreksi, meski masih bertahan di atas angka 2000. Pada timeframe H4 maupun Daily, terlihat XAUUSD masih dalam pola Bullish, meski saat ini harga spot bergerak di bawah Simple Moving Average (SMA) 50, namun masih di atas SMA 100 dan 200 yang menunjukkan kekuatan bullion pasca penurunan tajam di pekan ini. Demikian juga dengan indikator Relative Strength Index (RSI), di mana harga terlihat masih di mulai menyentuh garis tengah.
Penembusan kembali harga ke atas SMA50 yang diikuti dengan RSI menembus ke atas garis tengah, berpotensi membawa XAUSD kembali naik menuju level Resistance Terdekatnya di level 2048, dengan Resistance selanjutnya berada di level 2087 sebelum menuju level Kritis 2100. Selanjutnya, jika kembali melemah dan melanjutkan penurunan saat ini akan membawa XAUUSD menuju level Support terdekatnya di level 2002. Penembusan level ini dan level psikologis 2000 akan membawa XAUUSD menuju support selanjutnya di level 1971.
EURUSD Berpotensi Terus Tertekan
Ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2024 dari Bank Sentral Eropa (ECB) sebelum Federal Reserve (Fed) melakukannya membebani EURUSD belakangan ini. Pasangan ini tidak bereaksi bahkan terhadap data AS yang lebih lemah dari perkiraan di sepanjang pekan ini. Imbal hasil obligasi 10 tahun Jerman turun lebih rendah dari obligasi AS, juga berperan dalam melemahkan euro. EURUSD telah mencatat penurunan selama enam hari berturut-turut, mencapai level terendahnya sejak pertengahan November di area 1,0770. Kombinasi antara melemahnya euro dan dolar AS yang menguat terus memberikan tekanan pada pasangan mata uang ini. Perhatian akan tertuju pada data pekerjaan AS.
Secara teknikal, pasangan EURUSD menunjukkan tren penurunannya melanjutkan performa buruk pekan lalu. Pada timeframe H4, terlihat grafik turun tajam. Pola candlestick Bearish Engulfing pertengahan pekan terakhir November yang mengindikasikan pembalikan tren masih terus berpengaruh saat ini. Sementara itu, irisan dan penembusan Simple Moving Average (SMA) 50 ke bawah SMA 200 yang baru saja terjadi seakan menjadi sinyal kuat potensi EURUSD melanjutkan penurunannya. Kelanjutan penurunan ini juga terlihat pada indikator Relative Strength Index yang berada di atas garis Oversold.
Penurunan lebih lanjut akan membawa EURUSD menuju level support terdekatnya pada level 1.0746. Penembusan di level ini berpotensi membawa pasangan mata uang bersama ini lanjutkan penurunan menuju level support selanjutnya pada level 1.0714. Potensi EURUSD berbalik arah juga perlu dipantau. Penembusan harga ke atas Resistance Trendline, akan membawa pasangan EURUSD menuju level Resistance terdekatnya pada level 1.0800 yang juga menjadi level resistance kritis. Jika berhasil ditembus dan bertahan di atas level ini akan membawa EURUSD menuju level Resistance selanjutnya pada level 1.0831.
Menyerupai
Pasangan mata uang Aussie konsolidasi pasca penurunan kemarin dan berpotensi lanjutkan penurunan di tengah volatilitas indeks ASX 200 pada hari Rabu (20/03/2024), pernyataan gubernur Reserve Bank of Australia (RBA)
XAUUSD masih tertekan untuk hari ketiga berturut-turut pada Senin (18/03/2024) dan turun ke level terendah dalam satu minggu, di tengah ekspektasi bahwa the Fed akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.