Pasar saham Asia sebagian besar libur untuk Jumat Agung pada perdagangan Jumat (29/03/2024). Dolar AS juga menguat terhadap euro sebelum data inflasi utama AS
NZDUSD Sentuh Level Terendah Baru Sejak 2022, Pasar Nantikan Pidato Powell
Diperbarui • 2023-10-19
NZDUSD melemah selama tiga hari berturut-turut dan menyentuh level terendah sejak November 2022 pada perdagangan Kamis (19/10/2023). Perang Israel-Hamas dan ekspektasi Fed yang hawkish ditengarai menjadi faktor yang mendukung kenaikan dolar AS sehingga melemahkan pasangan Kiwi tersebut. Sementara, para pelaku pasar saat ini tengah menantikan rilis data makro AS untuk mendapatkan dorongan sebelum pidato Ketua Fed Jerome Powell hari ini.
NZDUSD masih berada di bawah tekanan jual yang kuat untuk hari ketiga berturut-turut, membawa pasangan ini mencatat pergerakan negatif hari keenam dari tujuh hari terakhir, dan menyeret turun ke level terendah sejak awal November 2022 pada hari Kamis. Pasangan kiwi ini diperdagangkan di sekitar area 0,5825, turun lebih dari 0,40% untuk hari ini, dan cukup rentan untuk memperpanjang tren penurunan baru-baru ini dari area 0,6055, atau puncak bulanan yang disentuh minggu lalu.
Sentimen pasar juga masih cukup rentan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik Israel-Hamas meluas ke wilayah Timur Tengah, terutama setelah sebuah serangan rumah sakit di Gaza dan dilaporkan menewaskan ratusan warga Palestina. Hal ini, pada gilirannya, terlihat menguntungkan dolar AS sebagai aset Safe Haven dan membuat pasar menjauhi Kiwi yang sensitif terhadap risiko. Selain itu, meningkatnya penerimaan bahwa Federal Reserve (Fed) akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama ternyata menjadi faktor lain yang menopang dolar AS dan semakin memberikan tekanan pada NZDUSD.
Sebelumnya, data Penjualan Ritel AS yang optimis yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan bahwa ekonomi AS mengakhiri kuartal ketiga dengan catatan yang kuat dan mengangkat estimasi PDB kuartal ketiga. Data ini juga mendorong kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi, yang dapat memungkinkan Federal Reserve untuk tetap berpegang pada sikap hawkish dan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Sehingga, hal ini menyebabkan aksi jual yang berkepanjangan di pasar pendapatan tetap AS dan terus mendorong yield obligasi AS kembali menguat, dengan yield obligasi 10 tahun melonjak ke level tertinggi dalam 16 tahun terakhir dan mendekati ambang batas 5%.
Namun, proyeksi pasar saat ini menunjukkan peluang yang lebih besar bahwa bank sentral AS dapat mempertahankan suku bunga untuk kedua kalinya berturut-turut di bulan November. Namun, justru menahan trader untuk masuk posisi Buy secara agresif, meski tidak membuat pasangan NZDUSD mengurangi tekanan penurunan.
Para pelaku pasar saat ini tengah menantikan rilis data makro AS, di antara nya Klaim Pengangguran Awal Mingguan, Indeks Manufaktur Philly Fed dan data Penjualan Rumah hunian, sebagai petunjuk dorongan baru di pasar. Namun, fokus utama akan tetap tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell yang dijadwalkan hari ini.
Secara teknikal, Tren penurunan NZDUSD di sepanjang pekan ini terkonfirmasi pada grafik di timeframe H2, di mana harga bergerak cukup jauh di bawah level Simple Moving Average (SMA)50, 100, dan 200. Penembusan silang, "Death Cross", antara SMA100 yang menembus ke bawah SMA200 seakan semakin mempertegas tren penurunan NZDUSD. Keretanan pasangan Kiwi ini melanjutkan penurunan juga dapat dilihat dari indikator Relative Strength Index yang masih berada di atas level Oversold. Yang artinya, harga saat ini masih berpotensi melanjutkan penurunannya.
Penurunan lebih lanjut, membuka peluang SELL di level 0,5807 dengan target profit di level 0,5897/0,5893. Sementara potensi koreksi atas penurunan ini membuka peluang BUY pada level 0,5826 dengan target profit pada level 0,5837/0,5846.
Menyerupai
Dolar Australia menguat tipis di awal perdagangan akhir pekan ini, namun masih dalam tren penurunan. Pasar diperkirakan sepi karena memperingati Jumat Agung. Dolar AS menguat karena data ekonomi AS menunjukkan ekspansi,
Pasar saham Asia memiliki sentimen sideways dengan bias bearish pada perdagangan Kamis (28/03/2024), karena adanya sentimen ketidakpastian menjelang data indeks harga PCE AS..penjualan ritel Australia dirilis lebih kecil dari perkiraannya.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.