Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
US Dollar dalam Tekanan
Diperbarui • 2019-11-11
Pelemahan mata uang US Dollar disambut dengan penguatan disemua major currency. Mata uang negara berkembangpun ikut terkoreksi menguat, walaupun penguatannya tidak sebesar negara negara maju. Fundamental dari setiap negara pasti akan berbeda sehingga pelemahan US Dollar ini mempunyai dampak yang berbeda beda disetiap negara.
Pelemahan US Dollar mulai terlihat dari data aktivitas pabrikan yang mulai turun, karena export Amerika mulai terganggu, akibat perang dagang dengan China. Keadaan ini tentunya membawa dampak kepada tekanan dalam inflasi. Adanya penurunan terhadap data CPI – PPI yang merupakan factor Inflasi di Amerika, maka banyak kalangan ekonom meeragukan bahwa The Fed akan menaikan suku bunga 2 kali lagi. Kenaikan suku bunga di bulan September ini dapat saja terjadi, tetapi kenaikan di bukan Desember, dapat saj ditunda, jika data ekonomi Amerika terus memburuk.
Selain itu Amerika sudah mulai mengulurkan tangan untuk mengajak delegasi China untuk kembali duduk dalam suatu KTT guna membahas perang dagang. Keadaan ini tentunya membuat kenaikan di pasar ekuitas dan akan menurunkan mata uang US Dollar. Disatu sisi China lebih siap dibandingkan Amerika dalam menghadapi perang dagang yang tidak akan pernah selesai. Untuk mendapatkan investor Asing maka Pemerintah China membuka semua rintangan dan hambatan perdagangan serta investasi, dengan cara mengganti peraturan 2% saham investor asing dan 98% investor local. Investasi asing untuk obligasi China, masuk ke daratan China melewati pasar uang di Hongkong.
Dengan melihat fenomena diatas maka wajar apabila mata uang US Dollar tertekan karena :
- Data factor inflasi Amerika buruk
- Perang dagang sudah mereda , tetapi belum selesai
- Pelaku pasar sedang melirik obligasi China yang sudah dibuka untuk investor asing,
EROPA
ECB meniru The Fed dalam setiap kebijakannya. Dengan tidak merubah kebijakan moneter nya kemarin, maka ECB merupakan bank sentral yang sudah dapat di prediksi kebijakan moneter yang selanjutnya. Walaupun laju tingkat inflasi kawasan eropa agak turun tetapi Draghi tidak mempermasalahkannya. Perang dagang merupakan issue yang selalu diangkat Draghi dalam press con kemarin malam. Taper yang akan dilakukan oleh ECB dibulan oktober 2018, merupakan bentuk bahwa perekonomian kawasan Eropa sudah mulai membaik. Normalisasi dari ECB akan membuat EURUSD naik sampai kelevel 1.1750 – 1.1820 an dengan maksimal koreksi ke level 1.1670 an.
Menyerupai
Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi
Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.