Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
USDCAD Tertekan Turun Jelang Kebijakan Moneter The Fed
Diperbarui • 2019-11-11
Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Keadaan ini tentunya membuat perekonomian dunia akan sangat bergantung dengan kebijakan keuangan dan kebijakan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah Amerika Serikat. The Fed yang merupakan bank sentral Amerika Serikat saat ini menjadi focus dari para pelaku pasar dimana semua kebijakan moneternya akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar uang di dunia.
Tahun 2008 Amerika Serikat dilanda krisis moneter karena subprime mortgage, sehingga lembaga keuangan sekelas Lehman & Brother harus bangkrut. Saat itu The Fed langsung menerima mandate dari kongres Amerika Serikat untuk menurunkan tingkat pengangguran dan menaikan laju tingkat inflasi menjadi 2%, guna memulihkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang terpuruk.
The Fed yang saat itu dibawah pimpinan Ben Bernanke, melakukan suku bunga acuan sampai mendekati 0% dan meluncurkan program stimulus trilliunan US Dollar ke pasar uang guna menambah likuiditas dipasar. Kerja keras The Fed selama lebih dari 6 tahun akhirnya memberikan hasil yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Amerika, sehingga pada tahun 2015 sampai akhir tahun 2018 The Fed harus kembali menarik likuiditas dipasar dengan 9 kali kenaikan suku bunga, agar pertumbuhan ekonominya tetap terjaga dengan baik.
Tahun 2018 merupakan tahun geopolitik bagi Amerika Serikat, karena kuatnya faktor fundamental ini membuat semua kebijakan bank sentral diseluruh dunia berubah dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi global mulai terlihat melemah. Berawal dari kenaikan tariff oleh administrasi Trump untuk baja dan aluminium, maka menimbulkan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, Eropa serta negara negara Amerika Utara.
Perang dagang dan kenaikan suku bunga oleh The Fed secara agresif sampai akhir tahun 2018 membawa ketakutan dipasar global dan issue akan resesi mulai muncul. Memanasnya perang dagang Amerika – China membuat kedua negara masuk kedalam perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan tentunya China menerima pukulan 4 kali lebih kuat dibandingkan Amerika, mengingat ekspor China 4 kali lebih besar dibanding ekspor Amerika ke China.
Tahun 2019 Amerika dan China mulai menyadari bahwa perang dagang yang terjadi tidak akan memberikan kemenangan bagi kedua belah pihak, sehingga mereka mulai melakukan perundingan. Disisi lain The Fed melihat resiko atas faktor geopolitik yang terjadi saat ini di kawasan Eropa dan perlambatan ekonomi di China akan memberikan dampak buruk pada perekonomi Amerika Serikat dikemudian hari.
Untuk itu The Fed memutuskan untuk menahan kenaikan suku bunga di tahun 2019 dan akan melihat data ekonomi yang masuk guna membuat kebijakan moneter berikutnya. Saat ini terlihat data ekonomi Amerika Serikat cukup baik tetapi dalam laju tingkat inflasi yang rendah, tentunya ini merupakan dilemma bagi petinggi The Fed untuk memutuskan kebijakan moneter yang akan dirilis pada pukul 01.00 wib dini hari nanti.
Para pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed tidak akan menaikan suku bunga nya pada FOMC meeting nanti, dan tentunya pernyataan The Fed akan menjadi focus dari saat kebijakan moneter dirilis. Nada dovish tentunya merupakan hal yang sangat diinginkan para pelaku pasar dan gedung putih, tetapi nada tersebut dapat membuat pasar uang menjadi over heating dikemudian hari.
Nada hawkish dari Jerome Powell tentunya akan membuat penarikan likuiditas dipasar uang dan akan kembali memicu issue resesi global. Dilemma ini tentunya membuat nanti malam pasar fx akan menjadi sangat fluktuatif , sehingga kemungkinan nada dovish yang cenderung netral serta hati hati akan lebih dipilih oleh Jerome Powell agar tidak menimbulkan salah intrepretasi di pasar uang.
Dengan melihat fenomena diatas serta keinginan OPEC untuk memperpanjang pengurangan produksi minyaknya sampai akhir tahun 2019, maka peluang untuk bertransaksi di pasar fx akan terlihat pada pair USDCAD yang akan terus melanjutkan penurunan sampai ke level 1.3314 dengan alternative koreksi 1.3428.
USD/CAD Timeframe Daily
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam waktu yang lebih panjang.
Menyerupai
Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi
Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.
Berita terbaru
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.