Aktivitas Pabrikan Amerika Serikat Melemah
Data ekonomi yang buruk dari suatu negara tetap menjadi salah satu faktor penentu arah besar suatu pergerakan mata uang. Keadaan ini tentunya dialami oleh negara Amerika Serikat yang aktivitas pabrikannya terlihat sangat lemah sejak 2009, dimana data ISM Manufaktur terpuruk dilevel 47,8. Penguatan mata uang US Dollar yang akhir akhir ini terlihat sangat kuat tentunya banyak dipengaruhi oleh pelemahan mata uang lain di negara lain. Selain itu faktor penilaian dari para pelaku pasar bahwa perekonomian Amerika Serikat masih lebih baik dibandingkan dengan negara di Asia maupun Eropa, akhirnya mendorong penguatan green back.
Dengan melihat kenyataan bahwa terjadi pelemahan yang massive disektor pabrikan Amerika Serikat, maka para pelaku pasar tentunya akan melihat data sector tenaga kerja yang terlihat mulai terpengaruh dengan perlambatan ekonomi global. Data ekonomi, keuangan serta geopolitik masih menjadi acuan bagi para pelaku pasar dalam memprediksi arah pasar uang global, mengingat The Fed masih menggunakan tools tersebut dalam menentukan kebijakan moneternya. The Fed akan kembali mengadakan rapat tentang kebijakan moneternya pada tanggal 30 oktober 2019., dan pasar mulai mengharapkan The Fed untuk kembali memotong suku bunga nya setidaknya 25 bps sampai akhir tahun ini.
Dari Eropa, issue Brexit dan Perang Dagang Amerika – Eropa kembali memanas. Issue Brexit kembali menjadi perhatian pelaku pasar karena Inggris hanya mempunyai batas waktu kesepakatan dengan Uni Eropa kurang dari 1 bulan. Tanggal 31 oktober 2019, Inggris harus memutuskan untuk dalam kesepakatan atau justru tidak sepakat/ Hard Brexit. Perdana Menteri Boris Johnson telah melayangkan proposal terakhirnya kepada Uni Eropa dan jika ditolak maka Hard Brexit akan terjadi dan Inggris tentunya sudah tidak mempertimbangkan kembali resiko yang akan terjadi terhadap negara tersebut maupun kepentingan Uni Eropa terhadap Irlandia. Disisi lain issue atas perang dagang antara Amerika Serikat dan Eropa kembali memanas ketika Presiden Trump mengancam akan menaikan Tariff atas barang barang Eropa sebesar $7 milliar. Ancaman ini tentunya dijawab oleh negara Uni Eropa dengan ancaman menaikan tariff barang barang Amerika Serikat yang masuk ke Eropa senilai $4 milliar.
Dollar yang kuat tentunya membuat Presiden Trump kembali melakukan intervensi dimedia social twitter dengan mengatakan bahwa The Fed mengizinkan penguatan US Dollar sehingga sector pabrikan Amerika Serikat terpuruk. Kicauan Trump di media social dan uji coba peluncuran rudal oleh Korea Utara yang jatuh zona internasional dekat negara Jepang, tentunya akan membuat para pelaku pasa kembali melihat safe haven sebagai alternative instrument investasi mereka. Harga emas akan kembali sideways dan menunggu data sector tenaga kerja Amerika Serikat ADP yang akan dirilis pada jam 19.15 wib. Jika keadaan ini berlanjut maka pelemahan US Dollar akan berlanjut dan harga emas akan kembali kelevel harga $1501/ troyounce dengan alternative koreksi pada level harga $1468/ troyounce.
Trading Plan :
Buy Limit 1468 dengan target 1485
Buy Stop 1487 dengan target 1501
Gold Timeframe Daily
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.