Amerika Serikat Akan Membatasi Investasi China
Dari awal tahun 2019, pemerintah China telah menjual surat hutang Amerika Serikat dalam jumlah besar dan tercepat dalam 2 tahun terakhir. Saat ini kepemilikan obligasi Amerika Serikat atau US Treasury oleh China kurang dari $ 1 triliun sehingga menjadikan China sebagai urutan ke 3 setelah Japan dan negara Eropa lainnya. Keadaan ini tentunya menyebabkan pemerintah Amerika Serikat berniat untuk mempertimbangkan pembatasan investasi oleh China di negeri Paman Sam. Jika kebijakan ini diambil maka akan memberikan dampak negative pada pasar uang baik di Amerika Serikat maupun pasar uang global.
Pengurangan kepemilikan surat hutang Amerika Serikat oleh China akan mengakibatkan naiknya yield obligasi Amerika Serikat dan akan mendorong kenaikan suku bunga bank sentral The Fed, sedangkan pembatasan Investasi China di Amerika Serikat akan menyebabkan melemahnya pasar uang dan melambatnya aktivitas pabrikan di China karena turunnnya perolehan modal. Masalah akan meningkat jika pemerintah Amerika Serikat akan melakukan delisting saham China di New York, dimana akan membebani pasar ekuitas Amerika Serikat bahkan pasar uang global.
Strategi dalam memenangkan perang dagang kedua negara, terus menjadi perhatian para pelaku pasar. China telah menunda kenaikan tariff barang barang impor pertanian serta membeli dalam jumlah besar atas product hasil pertanian Amerika Serikat. Tentunya ini untuk meredam tingginya tekanan atas resiko perang dagang kedua negara. Disisi lain Amerika Serikat menunda kenaikan tariff atas barang China sampai tanggal 15 oktober 2019, sesuai dengan permintaan pemerintah China yang akan merayakan hari kemerdekaannya pada tanggal 1 oktober 2019. Administrasi Trump tidak melunak menjelang pertemuan delegasi kedua negara dalam putaran yang ke 13, pada tanggal 10-11 Oktober 2019. Rencana pembatasan investasi China di Amerika Serikat justru akan menjadi ancaman lain dari administrasi Trump terhadap delegasi China yang akan bertemu di Washington DC.
Ancaman perang dagang lainnya timbul dari rencana sidang perselisihan dagang Amerika – Uni Eropa. Dimana WTO akan memenangkan Amerika Serikat atas kasus subsidi Air Bus oleh Eropa. Kemenangan gugatan Amerika Serikat terhadap kasus ini akan mengancam perdagangan kedua belah pihak, karena Amerika Serikat menuntut balik dengan ancaman kenaikan tariff terhadap semua barang Uni Eropa yang masuk ke Amerika Serikat. Keadaan ini tentunya akan membawa meluas nya perang dagang yang tidak hanya Amerika Serikat terhadap China , tetapi juga Amerika Serikat terhadap Eropa yang akan sangat membebani pertumbuhan ekonomi Global.
Walaupun harga emas dunia terlihat dalam tekanan turun, tetapi para pelaku pasar akan kembali membeli emas jika harga turun terlalu dalam, mengingat perang dagang hanya mereda dan belum selesai. Harga emas masih akan terlihat sideways diantara level harga $ $1485 - 1500 sampai $1520 - $1531/ troyounce sambil menunggu masuk nya data ekonomi Amerika Serikat NFP yang akan dirilis pada hari jumat minggu ini. Maksimum penurunan harga gold ada dilevel harga $1446/ troyounce.
Trading Plan :
Buy Limit 1468 – 1585 dengan target 1500 - 1520
Gold Timeframe Daily
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.