Apakah Perang Dagang Telah Berakhir?
Setelah Presiden China, Xi Jinping menyampaikan pidato di Forum Boao, KTT Asia, maka pasar ekuitas langsung bereaksi positif. Hampir semua Analis pasar global memprediksikan bahwa China akan membalas Amerika, karena berencana menambahkan tariff impor sebesar $100 Milliar kepada negeri tirai bamboo tersebut. Sangat diluar dugaan bahwa Presiden China dengan sangat politis dan terbuka, menyampaikan bahwa China kedepannya akan membuka pasarnya, dengan langkah awal akan menurunkan bea masuk mobil impor dari negara lain.
Didalam pidatonya, Presiden China menegaskan bahwa setiap negara harus tetap komitmen, terbuka dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan. Dari segi politik, "Cina tidak memiliki perhitungan geopolitik, tidak mencari blok eksklusif dan tidak memaksakan kesepakatan bisnis pada orang lain," tambah Presiden China itu.
Dengan melihat fenomena diatas maka ketakutan para pelaku pasar akan terjadinya Perang Dagang yang berkepanjangan , dapat dikatakan mereda, walaupun kita tahu bahwa keberadaan pidato diatas merupakan suatu pidato politis yang saat dilapangan nanti dapat berubah rubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Tetapi keadaan ini cukup membuat para pelaku pasar, kembali nyaman untuk memindahkan asset mereka kepada instrument keuangan yang dirasakan lebih menguntungkan pada masa yang akan datang.
Secara umum pair safe haven mulai memudar, dan para pelaku pasar akan kembali kepada instrument investasi yang mempunyai peluang lebih baik dibandingan safe haven di dalam keadaan tidak berperang. kebijakan moneter The Fed akan kembali dibandingkan dengan kebijakan monter negara lainnya kedepannya, terutama apabila tekanan atas geoplitik terus menurun.
Dengan meredanya perang dagang bukan berarti factor geopolitik sudah hilang, tetapi masih banyak factor geopolitik yang akan menjadi issue global, seperti :
- Pengusiran Diplomat Rusia oeleh Negara Negara Sekutu yang kedepannya akan terjadi Cold War
- Masalah Gas Syaraf di Suriah, sehingga Amerika akan menurunkan pasukan militernya kenegara tersebut
- Skandal Trump yang sedang diusut oleh FBI
JAPAN
Mata uang Yen memang menjadi salah satu pair safe haven yang paling diminati oleh para pelaku pasar disaat ketidak pastian melanda perekonomian global. Penguatan Yen membuat eksportir Jepang mempunyai margin keuntungan yang sangat kecil, sehingga Bank of Japan telah beberapa kali mengungkapkan keresahannya saat penguatan Yen terjadi disaat perang dagang mulai menjadi issue global. Dan kemarin gubernur Bank of Japan memprediksikan bahwa Kebijakan Normalisasi akan diambil paling tidak 5 tahun kedepan.
Dalam keadaan dimana perang dagang Amerika – China sudah mulai mereda dan kebijakan normalisasi oleh BoJ terlihat masih lama, maka kecenderunga USDJPY untuk naik jauh lebih berpeluang dibandingkan dengan kecenderungan turun. Target 107.3x – 108.6x dengan resiko dibawah 106.2x.