China Menjadi Ancaman Perekonomian Eropa
Saat ini telah telah Eropa menjadi salah satu focus para pelaku pasar disamping perang dagang Amerika – China. Memburuknya data manufaktur negara negara Eropa tentunya tidak lepas dari dominasi China terhadap “ Praktik Agresif” nya terhadap barang barang produksi buatan China.
Hal yang sama dilakukan oleh negara Tirai Bamboo ini terhadap Amerika Serikat, sehingga membuat Presiden Trump marah dan mulai melakukan perang dagang dengan menaikan tariff terhadap barang barang dari China.
Pencurian kekayaan intelektual dan pemaksaan transfer teknologi perusahaan asing yang beroperasi di China merupakan tuduhan Amerika Serikat terhadap China, dan tuduhan yang sama dilontarkan oleh Uni Eropa saat ini. Dominasi product China di Amerika Serikat dan Uni Eropa merupakan cara dari Pemerintah China untuk mewujudkan ambisi “ Made in China” di tahun 2025 dengan berbagai macam cara, antara lain subsidi pemerintah terhadap product China.
Tindakan ini tentunya dapat membuat product Amerika Serikat dan Eropa tidak menjadi kompetitif dalam persaingan global sehingga menyebabkan sector pabrikan mereka mengalami perlambatan. Data ekonomi negara negara Uni Eropa yang buruk tentunya membuat bank sentral eropa ECB akan meluncurkan kembali program stimulus QE senilai 20 milliar euro dan dimulai pada tanggal 1 november 2019. Ini merupakan tindakan antisipasi dari ECB dalam menaggulangi perlambatan perekonomian Uni Eropa.
Terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Eropa tentunya akan berdampak luas kemudian hari karena Eropa merupakan pasar terbesar ke 3 di dunia setelah China, dan hancurnya ekonomi Eropa dapat menimbulkan efek domino pada resesi global.
Selain masalah perlambatan ekonomi di Eropa, perang dagang Amerika – China masih jauh dari kesepakatan damai, dimana delegasi China yang pulang ke negaranya lebih cepat dari jadwal yang ditentukan, merupakan signal bahwa masih banyak isi perjanjian dagang kedua negara yang belum sepakat.
Sedangkan dari gedung PBB dilaporkan bahwa Inggris, Jerman dan Perancis mendukung Amerika Serikat yang menyalahkan Iran atas serangan fasilitas kilang minyak Arab Saudi. Keadaan ini tentunya akan membuat kawasan teluk masih jauh perdamaian.
Presiden Trump memberikan sanksi ekonomi dan keuangan bagi negara Iran atas penolakan Trump terhadap Perjanjian Nuklir Iran tahun 2015. Iran tidak akan duduk dalam meja perundingan dengan Amerika Serikat jika sanksi ekonomi dan keuangan masih diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Fenomena diatas tentunya akan terus mendorong harga emas sampai ke level harga $1554/ troyounce dengan alternative koreksi pada level harga $1515/ troyounce.
Trading Plan :
Buy Limit 1508 – 1515 dengan target 1526
Buy Stop 1527 dengan target 1554
Gold Timeframe H4
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.