DC Drama
Drama di Washington DC adalah kalimat yang sering kita baca di dalam artikel sejak Presiden Trump memerintah Amerika Serikat. Kebijakannya banyak dianggap kontroversial bagi para politis, ekonom bahkan para pelaku pasar, dimana singgungan kepentingan di white house berimbas kedalam negeri dan negara lain tentunya. Mulai dari bongkar pasang cabinet, ,menaikan tariff, menyerang negara Suriah tanpa ijin dari dewan keamanan PBB, merevisi perjanjian TPP , NAFTA , bahkan keluar dari kesepakatan nuklir Iran merupakan contoh kerasnya Presiden Trump untuk merealisasikan semua janji kampanye nya. Keadaan ini sampai membuat indeks saham Amerika turun naik seperti roller coaster, tetapi Trump masih tetap berpegang pada sikap Proteksionisme bagi negaranya.
Proposal terbaru Trump adalah akan menaikan tariff masuk bagi mobil yang diproduksi diluar Amerika sebanyak 20%, dimana program ini bertujuan agar para investor masuk ke Amerika dan membuat pabrik di negara tersebut dengan strategi pengurangan pajak bila memproduksi barang atau jasa di negara Paman Sam tersebut. Ini adalah strategy Trump guna melawan para investor yang membuat pabrik di luar Amerika karena alasan “Tenaga Kerja Murah”. Tidak ada yang salah dengan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Trump, karena jika dilihat dari data ekonomi Amerika yang ada, terdapat penurunan disektor pabrikan, mulai dari turun nya data PMI dari 59,3 ke 57,3 serta penurunan data Non Farm Payroll yang hanya 164 K memang memerlukan suatu kebijakan ekonomi yang tegas dari pemerintah Amerika.
Fenomena diatas tentunya harus dinilai oleh para pelaku pasar bahwa The Fed diprediksikan tidak akan terlalu agresif dalam menaikan suku bunga pada tahun ini, mengingat penguatan US Dollar yang terlalu cepat hanya akan membuat index saham Amerika meluncur turun tanpa terkendali. Selain itu factor geopolitik kembali muncul dimana, gagal nya perundingan tingkat tinggi di tiongkok, untuk masalah tariff serta gagalnya perundingan di Washington DC, untuk masalah NAFTA merupakan ketidakpastian bagi pelaku pasar pada minggu ini.
Index Dollar Amerika akan turun jika berhasil melewati level support 92,30 an dan tentunya akan kembali naik jika resistance di level 92,60 – 92-70 an di lewati
Canada
Amerika berencana memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan ini tentunya akan membuat kelompok garis keras akan kembali menyerang Israel dari Suriah dengan pimpinan Iran. Jika ini terjadi maka harga minyak dunia akan di prediksi naik ke level $100/ barrel. Issue ini akan membuat USDCAD kembali turun ke level 1.2740 an dengan alternative naik jika melewati level 1.1.2850 an
Swiss
Mata uang ini naik tanpa koreksi selama 7 minggu berturut turut. Korenksi dapat saja terjadi pada minggu ini disaat ada koreksi dari mata uang US Dollar.
Target USDCHF ada di dilevel 0.9920 an dengan resiko diatas level 1.010 an