Dilema ECB
Penasehat ekonomi ECB Peter Praet mengatakan bahwa tahun ini ECB dapat melakukan taper. Walaupun semua kebijakan moneter dari Euro akan ditentukan pada tanggal 14 juni 2018, tetapi statement ini membuat para pelaku pasar membuka open position Buy EURUSD kemarin. Memang banyak analis memprediksi bahwa kenaikan euro merupakan hasil dari pelemahan US Dollar dan terjadinya kenaikan index saham di Amerika, tetapi kita harus tetap melihat data yang ada, antara lain :
1. Inflasi di eropa saat ini membaik dan kita bisa melihat bahwa inflasinya sudah mendekat 2%
2. Disisi lain kita melihat adanya pertumbuhan ekonomi yang menurun dimana GDP hanya bertumbuh menjadi 0,4% dari 0,7%. Keadaan ini tentunya tidak terlepas dari sektor industry yang akhir akhir ini terlihat kurang baik dibeberapa negara uni eropa.
Dengan melihat data diatas maka sulit bagi Mario Draghi untuk membuat keputusan untuk melanjutkan QE atau melangkah kepada penghentian QE senilai 30 milliar euro. Selain itu Geopolitik di eropa sangat kental, antara lain krisis politik di Italia, krisis perbankan di spanyol dan krisis keuangan di Yunani , merupakan factor yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan ECB dalam mengambil kebijakan moneter.
Lepas dari persoalan ekonomi eropa diatas, maka factor eksternal dari kebijakan The Fed yang akan menaikan suku bunga tanggal 14 juni 2018 , tentunya akan mempengaruhi kebijakan moneter ECB kedepannya , karena jika salah membuat kebijakan moneter, maka uni eropa akan kembali kedalam krisis moneter seperti tahun 2009.
Dari teknikal tentunya ada level yang akan menjadi resistance terkuat pada euro yaitu 1.2010 an , dan apabila level tersebut tidak dapat dilewati maka euro masih dalam tekanan turun ke level 1.1650 an dan terjauhnya ke 1.1530 an