Drama Presiden Trump
Kebijakan moneter suatu Negara, memang memberikan arah yang jelas bagi para pelaku pasar. Tetapi kita pun harus mengamati adanya faktor geopolitik yang dapat mempengaruhinya secara dominan dalam kurun waktu tertentu. Kebijakan politik Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sejak menjabat sampai saat ini selalu menjadi bahan sorotan para pelaku pasar. Mulai dari Penolakan kongres terhadap pencabutan program Obamacare, pernyataan perang kepada Korea Utara sampai kepada dibubarkannya dewan penasehat bisnis kepresidenan menuai pelemahan US Dollar secara berkelanjutan. Dan rumor yang paling membuat para pelaku pasar khawatir adalah issue mundurnya penasihat ekonomi kepresidenan Gary Cohn, dimana issue ini memberikan efek buruk terhadap harga saham di Wall Streets. Selama 5 bulan terakhir index dollar melemah, dimana faktor geopolitik terasa sangat dominan karena tidak menentunya politik dinegeri paman sam. Jika keadaan ini terus berlanjut maka dapat dipastikan pelemahan US Dollar akan terus berlanjut diminggu depan, mengingat tidak adanya data ekonomi penting yang akan dirilis oleh Amerika kecuali Core Durable Goods Orders . Satu satunya harapan US Dollar akan terkoreksi naik adalah Acara Simposium Jackson Hole yang diadakan oleh The Fed, dimana seluruh petinggi Bank Sentral dunia, Menteri Keuangan, Akademisi dan Para pelaku pasar uang akan hadir di Wyoming Kansas City. Secara umum kita sudah mengetahui bahwa kenaikan suku bunga di bulan September 2017 mempunyai peluang yang sangat kecil karena The Fed akan lebih memprioritaskan untuk mengurangi neracanya yang telah mencapai $ 4,5 Milyard.
Japan
Penguatan Yen Jepang setelah terjadi kekacauan di Gedung Putih, Washington Amerika Serikat, dapat saja berlanjut jika administrasi Trump tidak dapat mengatasi faktor politik yang membuat ketidakpastian bagi pelaku pasar. Support USDJPY terdekat ada dilevel 108.11 dan jika level tersebut dilewati maka USDJPY akan menargetkan level 105.30 an. Resistance USDJPY ada dilevel 109. 50 an dengan level terjauh ada di 110.50 an.
Eropa
Euro. Data ekonomi yang terus membaik di Negara Jerman, tentunya membuat mata uang EURUSD masih mempunyai peluang untuk meneruskan kenaikan diminggu depan. Tetapi serangan teroris dari ISIS di Bercelona membuat pesona mata uang ini terhenti sesaat, dan para pelaku pasar akan lebih menahan laju kenaikan EURUSD. Disisi lain tentunya kita harus menunggu pidato Gubernur ECB di Simposium Jackson Hole, Kansas, apakah dia mulai takut dengan penguatan EURUSD yang telah mencapai 13% dalam tahun 2017 ini. Support level EURUSD di 1.1680 an akan terjadi jika adanya penguatan US Dollar di Jakson Hole, dan tentunya rally pair ini akan berlanjut dengan Resistance terkuat di level 1.2180 an.
Poundsterling. Mata uang ini memang merupakan mata uang kontroversial dimana sejak rakyat inggris memilih untuk keluar dari uni eropa, maka Bank of England mulai memberikan pernyataan bahwa faktor Brexit sangat mempengaruhi ekonomi inggris dan tentunya berdampak pada kebijakan moneter yang harus meninggalkan sikap optimis untuk kenaikan suku bunga. Pair GBPUSD, mempunyai Resistance di Level 1.2900 an sebelum turun kelevel 1.2560 an dan penguatan terbatas pair ini hanya akan terjadi jika US Dollar melemah dikarenakan faktor politik yang terjadi di gedung putih.
Australia & Canada
Australia. Tidak ada data ekonomi Aussie yang dirilis minggu depan. Pelemahan dan penguatan mata uang ini akan lebih dipengaruhi oleh mata uang US Dollar. Penguatan AUDUSD yang berlebihan dapat dipastikan akan mengundang perhatian RBA sehingga level 0.8035 merupakan Resistance terkuat untuk minggu depan dengan support berada di level 0.7750 an.
Canada. Bank Sentral Canada merupakan bank sentral yang telah menaikan suku bunganya dan sampai saat ini masih mempunyai data ekonomi yang cukup baik, sehingga optimisme akan kelanjutan kenaikan suku bunga masih terasa pada mata uang ini. Jika support 92.70 an dilewati maka USDCAD akan terus melakukan trend penurunannya sampai di level 89.45 dan resistance kuat pair ini ada dilevel 95.50 an