Ekonomi Amerika Serikat dan Kebijakan The Fed
Dini hari nanti pukul 01.00 wib, The Fed akan merilis kebijakan moneter yang dilanjutkan dengan pidato dari ketua The Fed Jerome Powell, 30 menit setelahnya. Pelaku pasar mengharapkan pemotongan suku bunga 25 bps, dari 2% menjadi 1,75% dan tentunya ini merupakan pelonggaran likuiditas dipasar yang menyebabkan pasar ekuitas menjadi terus rally pada akhir akhir ini.
Jika dilihat dari data ekonomi Amerika Serikat maka data sector tenaga kerja dan sector perumahan masih terlihat solid, dimana peningkatan sector perumahan secara tidak langsung menurunkan tingkat pengangguran di negara tersebut, yang saat ini berada dilevel terendah selama 50 tahun. Sedangkan dari sector industry dan tingkat kepercayaan konsumen serta bisnis di Amerika Serikat terlihat sangat lemah dan belum ada perubahan yang sangat signifikan sejak negara tersebut menaikan tariff barang barang impor senilai miliaran dollar, sehingga terjadi perang dagang Amerika – China.
Tingkat pengangguran 3,5% saat ini masih berhadapan dengan laju tingkat inflasi yang belum beranjak naik menjadi 2%, walaupun The Fed sudah 2x melakukan pemotongan suku bunga pada tahun 2019. Penguatan mata uang US Dollar dan naiknya indeks saham di pasar uang Amerika Serikat akhir akhir ini, tentunya sangat berkaitan dengan meredanya perang dagang antara Amerika – China yang rencananya akan ditanda tangani pada tanggal 17 November 2019 dalam pertemuan KTT Chili.
Walaupun demikian para pelaku pasar masih mengamati perkembangan politik kedua negara yang dapat merubah rencana pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi dalam KTT tersebut guna menandatangani kesepakatan dagang tahap pertama, tentang pembelian produk pertanian Amerika Serikat oleh China senilai $40 - $50 milliar.
Dilema atas kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed dini hari nanti tentunya akan menjadi sorotan para pelaku pasar. Pelonggaran kebijakan moneter yang berkelanjutan, tentunya tidak akan diperlukan jika perang dagang Amerika – China terus membaik dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Sehingga pemotongan suku bunga nanti, tentunya akan menjadi pemotongan suku bunga terakhir bagi The Fed dan US Dollar dapat menguat walaupun terjadi pemotongan suku bunga.
Jika keadaan ini berlangsung maka penguatan US Dollar yang terjadi hanya akan membuat beban terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat karena akan menurunkan rally pasar saham yang sedang dalam level tertinggi sepanjang masa. Penguatan US Dollar akan memukul sector industry Amerika Serikat yang sedang bersaing dengan semua barang barang produksi China yang dapat mengalahkan dominasi Amerika Serikat di dunia. Selain itu penguatan US Dollar dan pengetatan likuiditas oleh The Fed akan berdampak pada pelemahan pertumbuhan ekonomi domestic dan meningkatkan resiko atas terjadi nya resesi global.
Kebijakan moneter The Fed tentunya akan dinilai oleh para pelaku pasar secara utuh, setelah ketua The Fed melakukan konfrensi press. Nada hawkish tentunya akan membuat harga emas akan terkoreksi sampai ke level harga $1458 - $1471/ troyounce. Jika nada netral atau dovish yang dinyatakan oleh Jerome Powell, maka harga emas akan naik ke level harga $1500 - $1520/ troyounce.
Trading Plan :
Buy Limit 1472 - 1459 dengan target 1488 – 1493
Buy Stop 1497 dengan target 1520 (setelah konferensi press Jerome Powell)
Gold Tiimeframe Daily