EURNZD Meneruskan Pelemahan Setelah Kebijakan ECB
Bank sentral Eropa ECB akhirnya merilis kebijakan moneternya sesuai dengan prediksi dari para analis dan pengamat ekonomi dunia.
Presiden ECB Christine Lagarde menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan pada suku bunga acuan 0% , suku bunga pada fasilitas utama -0,5% dan fasilitas pinjaman marjinal 0,25%. Selain itu tetap mempertahankan program bantuan pandemic sebesar $2,2 trilliun sampai bulan Maret 2022.
ECB juga menetapkan kebijakan suku bunga rendah untuk jangka waktu yang lama walaupun laju tingkat inflasi sudah melewati 2%. Kebijakan moneter ini tentunya dinilai oleh para pelaku pasar sebagai nada Dovish ditengah serangan pandemic virus jenis delta yang mulai melumpuhkan pertumbuhan ekonomi global.
Jika dilihat dari data ekonomi saat ini maka terlihat bahwa negara Uni Eropa masih mempunyai pertumbuhan di areal negative, dimana angka GDP masih berada pada level -0,3% dengan pertumbuhan pertahunnya masih berada pada level -1,3%.
Keadaan ini tentunya sangat berbeda dengan pertumbuhan di negara Selandia Baru yang mempunyai pertumbuhan GDP pertahun 2,4% dengan tingkat inflasi mencapai 3,3%.
Wajar jika bank sentral Selandia Baru RBNZ terus mengurangi likuiditas sehingga diprediksi akan menaikan suku bunga diakhir tahun ini, sehingga mata uang Dollar Selandia Baru dapat menguat pada semua mata uang dunia termasuk terhadap mata uang Euro.
Efek Terhadap Pasar
Kebijakan moneter ECB yang Dovish dan kebijakan moneter RBNZ yang Hawkish akan membuat pair EURNZD cenderung bearish kedepannya.
Ekspektasi Pasar
Diprediksi pair EURNZD bergerak dalam range 1.6798 – 1.6909
Trading Plan :
Sell Limit 1.6909 – 1.6959 dengan target 1.6798 – 1.6840
Stoploss 1.7064
Grafik EURNZD timeframe D1
Disclaimer
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.