EURUSD Kembali Tertekan Turun
Pergerakan nilai tukar pasangan mata uang EURUSD bergerak kembali melemah pada perdagangan pekan ini
Kembali melemahnya mata uang Euro terjadi akibat dampak penguatan terhadap index mata uang US Dollar yang naik dari level terendah 93.4 pada pekan lalu dan kini berada pada level 93.8. Menguatnya index US Dollar terjadi siring menguatnya imbal hasil 10Y yield Amerika yang kini berada pada level 1.64%.
Pada pertemuan pekan lalu The Fed menyatakan sudah berada dalam jalur yang tepat untuk melakukan Tapering pada tahun ini meski kenaikan tingkat suku bunga diperkirakan akan dilakukan paling cepat pertengahan tahun 2022 mendatang.
Dengan menguatnya Index US Dollar tersebut tentu dapat membawa mata uang Euro kembali turun dalam jangka panjang.
Disamping itu kabar kurang baik juga menerpa Bank Sentral Eropa ECB, dikutip dari CNBC Indonesia, ECB dikabarkan akan ditinggal oleh Anggota dewan ECB, Jens Weidmann, yang juga Gubernur Bank Sentral Jerman (Bundesbank) beliau mengumumkan akan mundur dari jabatannya di akhir tahun nanti.
Weidmann dikenal sebagai anggota dewan yang konservatif dan cenderung hawkish yakni arah kebijakan moneter yang ketat, dalam hal ini kenaikan suku bunga. Kehilangan salah satu pejabat "elang" tentunya memberikan dampak negatif ke euro, sebab dukungan untuk pengetatan moneter bisa jadi akan berkurang.
Analisa Teknikal
Grafik pair EURUSD pada timeframe daily belum mampu menembus resisten kuat yang terbentuk pada level 1.1670, sehingga hal tersebut membuat EURUSD kembali terkoreksi turun. Selain itu tekanan turun pada pair EURUSD juga didukung oleh adanya pola candle Bearish Engulfing serta indikator Stokastik yang telah cross ke bawah.
Indikasi: Bearish
Strategi: Sell di level 1.1610 - 1.1660
Take Profit: 1.1573 -1.1526
Resisten: 1.1670
Stop Loss: 1.1684
Grafik EURUSD Timeframe Daily
Note:
Harap selalu waspada dalam bertransaksi, harga dapat berubah kapanpun tergantung dari perubahan fundamental ekonomi dan kondisi geopilitik dunia, gunakan perhitungan money management dan risk management yang benar dan aman, overlot dan overtrade merupakan penyebab tingginya resiko dalam bertransaksi.