Inflasi AS Memanas USDJPY Cenderung Melanjutkan Penguatan
Harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi tidak termasuk makanan dan energi meningkat 4,1% dari tahun ke tahun di Amerika Serikat.
Jika termasuk makanan dan energi indeks PCE naik 5% dan ini merupakan data yang menjadi salah satu tools bagi The Fed untuk mengambil kebijakan moneternya. Kenaikan yang tidak pernah terlihat sejak tahun 1990, dibarengi dengan meningkatkan jumlah yang dibelanjakan oleh konsumen atau naik 1,3%.
Keadaan ini tentunya membuat angka inflasi terus memanas walaupun pertumbuhan dinegara tersebut terlihat naik sedikit menjadi 2,1% pada kuartal ke 3 tahun ini. Data data diatas tentunya merupakan refleksi bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat walaupun sedikit melambat, tetapi masih masuk dalam pemulihan, akibat serangan pandemic corona di tahun 2020.
Dampaknya yang akan terjadi adalah The Fed akan terus melakukan penarikan likuiditas, baik pengurangan program stimulus QE sampai pertengahan tahun 2022 dan siap untuk meneruskan dengan kenaikan suku bunga jika angka inflasi terus memanas kedepannya. Fenomena ini tentunya akan membuat pair USDJPY akan cenderung menguat karena belum ada tanda tanda bahwa Bank of Japan akan menarik likuiditasnya dalam waktu dekat.
Efek Terhadap Pasar
Memanasnya angka inflasi di negara Amerika Serikat akan membuat The Fed lebih agresif untuk melakukan penarikan likuiditas dibandingkan dengan Bank of Japan, sehingga akan membuat pair USDJPY cenderung melanjutkan penguatan.
Ekspektasi Pasar
Diprediksi pair USDJPY bergerak dalam range 114.78 – 1115.88
Trading Plan :
Buy Limit 114.26 – 114.78 dengan target 115.88 – 116.36
Stoploss 113.11
Grafik USDJPY timeframe D1
Disclaimer
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.