Investor Fokus Data Inflasi CPI dan PPI, Juga Penjualan Ritel
Minggu ini, Amerika akan merilis data inflasi bulan Januari, CPI, yang dapat memengaruhi strategi kebijakan suku bunga Fed kedepannya. Diharapkan data ini memberikan konfirmasi "disinflasi" yang mampu memberikan panduan kepada pasar bahwa seberapa jauh Federal Reserve harus terus melakukan pengetatan moneternya.
Data CPI AS
Awal Februari ini, pasar dikejutkan dengan laporan Nonfarm Payroll (NFP) Januari yang cukup kuat. Jadi, pasar melakukan penyesuaian dari sentimen dolar melemah karena harapan Fed tidak lagi agresif menjadi dolar menguat (membuka ruang pada Fed untuk agresif kembali).
Data CPI bulan Januari ini akan dirilis Biro Statistik Buruh pada Selasa (14/02/23) pukul 20:30 WIB, diperkirakan berada di angka 6,2% dari 6,5% pada bulan Desember.
Namun, selain data inflasi CPI, minggu ini juga akan dirilis data inflasi PPI atau Producer Price Index (indeks Harga Produsen) yaitu pada hari Kamis (16/02/23) pukul 20:30 WIB. Baik CPI maupun PPI beberapa bulan terakhir dalam tren penurunan. Pasar berharap tren ini akan berlanjut.
Data PPI AS
Sedangkan data pertumbuhan yaitu penjualan ritel AS akan dirilis pada Rabu (15/02/23). Diharapkan angka penjualan ritel ini naik 1,9% dari yang sebelumnya turun 1,1%. Para pembuat kebijakan melihat bahwa langkah kebijakan yang diambil Fed sudah menunjukkan beberapa dampak pada pertumbuhan ekonomi.