Jerman Hadapi Defisit Perdagangan Pertama Di Lebih 30 Tahun
Jerman akhirnya harus menghadapi defisit perdagangan bulanan pertamanya dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun terakhir pada bulan Mei. Defisit perdagangan kali ini tak lepas karena melonjaknya harga impor minyak dan gas akibat dari perang Rusia di Ukraina.
Negara ekonomi terbesar Eropa itu mencatat defisit perdagangan sebesar €1,0 miliar atau setara dengan $1,04 miliar pada bulan Mei. Di mana, Jerman mencatat tagihan impornya melonjak hampir 28% dari tahun sebelumnya. Impor naik 2,7% dari April. Pada saat yang sama, ekspor Jerman justru mengalami penurunan untuk ketiga kalinya dalam lima bulan, sebesar 0,5%, meski masih naik 11,7% pada basis tahunan.
Data tersebut menjadi ilustrasi yang kuat terkait masalah yang dihadapi oleh Jerman, karena ketergantungannya pada energi Rusia terekspos secara brutal akibat perang. Bahkan defisit berpotensi membengkak pada bulan Juni, mencerminkan 60% pemotongan pasokan gas Rusia yang memaksa importir memenuhi kewajiban dengan membeli di pasar spot dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Para analis Jerman pun mulai ketar-ketir akan terhentinya pasokan dari Rusia secara total pada paruh kedua tahun ini. Dan berita itu muncul di awal hari ketika Kanselir Jerman Olaf Scholz akan mengadakan pembicaraan krisis dengan perwakilan serikat pekerja dan pengusaha di Berlin tentang keadaan ekonomi saat ini.
Dampak Terhadap Euro:
Buruknya data defisit perdagangan Jerman membebani perdagangan euro terhadap dolar AS yang telah jatuh sekitar 7,4% sejak perang Rusia dan Ukraina dimulai, mencapai level terendah lima tahun di bulan Mei. EUR/USD tidak bergerak signifikan di area 1,0434.
Ekspektasi Pasar:
Euro diperkirakan akan bergerak di rentang 1.0365 - 1.0484 dengan trend Bearish
Trading Plan:
Sell EUR/USD di area 1.0414 atau jika break low saat ini dengan target profit di area 1.0390 hingga ke 1.0370.
Potensi buy jika EUR/USD berhasil rebound ke 1.0440 dengan target profit di area 1.0465 hingga ke 1.0475.
Pasang Stop Loss 20 pips.