Jika Pyongyang – Washington: “Say War”
Berdasarkan data intelegen rahasia Amerika Serikat, Korea Utara telah berhasil membuat hulu ledak nuklir miniatur yang bisa muat di dalam rudal. Target utamanya adalah Guam di dekat Hawaii dan ini membuat Presiden Amerika Serikat marah besar dan mulai membuat strategi perang diminggu depan ini. PBB telah memberikan sanksi ekonomi terhadap Korea Utara dan dijawab oleh rakyat di negara tersebut dengan masuknya 3,5 juta sukarelawan untuk melawan sanksi PBB dan bersiap perang terhadap Amerika Serikat. Suatu keadaan Geopolitik yang sangat tidak menguntungkan bagi para pelaku pasar, sehingga Risk – Off akan terjadi di minggu depan dan Safe Haven kembali diburu. Kita sudah mengetahui bahwa safe haven adalah investasi yang mempunyai tingkat resiko rendah pada periode ketika perekonomian global tidak menentu. Ada beberapa jenis asset yang saat ini termasuk dalam safe haven diantaranya bond pemerintah AS, US Dollar, Swiss Franc, Yen, Emas dan Perak, Tanah dan Properti, tetapi dengan berkembangnya ketegangan geopolitik maka para pelaku pasar akan secara rasional memilih safe haven yang akan mereka pilih. Index US Dollar telah turun selama 5 bulan terakhir tanpa koreksi sedikitpun dan ini akan diperburuk jika perang terjadi, mengingat harga komoditas yang tinggi akan membantu menekan Index US Dollar yang sedang melemah sampai saat ini. Minggu depan data ekonomi yang dirilis antara lain Retail sales dan FOMC meeting Minutes yang bersifat kurang hawkish mengingat The Fed mempunyai agenda normalisasi neraca the Fed yang bernilai $4,5 trlliun pada bulan September 2017 ini.
Japan
Seperti kita ketahui bahwa Yen merupakan mata uang safe haven dan banyak diburu oleh para pelaku pasar. Tetapi jika kita fikirkan secara rasional dimana Korea Utara menargetkan Jepang sebagai sasaran Rudal Nuklirnya setelah Guam, maka logiskah kita memilih Yen sebagai safe haven? Jika pelaku pasar melihat Jepang merupakan sasaran tembak Korea Utara maka bukan tidak mungkin USDJPY akan kembali naik setelah menyentuh level 108.40- 108.00. Resistance pair ini ada dilevel 109.70 dan 110.70.
Eropa
Euro. Data ekonomi yang dirilis di Negara eropa cukup baik sehingga mata uang ini masih menjadi primadona dalam melawan US Dollar kedepannya. Sebagian ekonom dunia mengatakan bahwa saat ini peluang EURO sebagai pengalihan safe haven masih dinilai logis dibandingkan memilih mata uang Yen sebagai asset yang aman. Data ekonomi yang akan dirilis minggu ini untuk euro, tidak akan berpengaruh sangat signifikan walaupun yang akan dirilis adalah data CPI. Target EURUSD adalah 1.2180 an dengan koreksi terlauh dilevel 1.1660 an.
Swiss franc. Mata uang ini akan menjadi sasaran para pelaku pasar disaat geopolitik sedang bergolak seperti minggu depan ini. Walaupun SNB mengatakan bahwa mata uangnya masih terlalu kuat dilevel saat ini tetapi meningkatnya ketegangan politik antara Pyongyang dan Washington akan membuat para pelaku pasar tidak banyak mendapatkan pilhan untuk memburu USDCHF (Sell Off) bersama dengan komoditas seperti Gold dan Silver. Level support USDCHF ada di 0.9430 an sampai level 0.9230 an dengan resistance 0.9740 an – 0.9770 an.
Australia & New Zealand
Australia. Mata uang ini terkena imbas atas terjadinya faktor geopolitik akhir akhir ini. Kebijakan moneter yang lebih mengharapkan Aussie tidak terlalu menguat, tertahan oleh harga komoditas yang naik tentunya sehingga mata uang ini akan mempunyai range yang sempit jika resistance 0.8060 an tidak dilewati. Support mata uang ini ada dilevel 0.7670 an
New Zealand. Sama dengan Aussie bahwa mata uang ini sangat terpengaruh dengan harga komoditas disaat geopolitik terjadi, sehingga bank sentral RBNZ akan lebih berfokus pada invervensi mata uangnya. Support NZDUSD ada dilevel 0.7200 sampai 0.7140 an dengan resistance dilevel 0.7340 an sampai 0.7360 an.