Kebijakan Moneter yang Salah

Baca artikel di situs FBS

Setiap kepala negara yang merangkap sebagai kepala pemerintahan memang harus mempunyai kepekaan social yang tinggi. Lamanya seorang menduduki jabatan Presiden akan membuat, yang bersangkutan menjadi seorang dictator, terutama disaat krisis ekonomi mulai melanda. Berdalih untuk menyelamatkan perekonomian negara serta rakyatnya, maka kebijakan keuangan/ moneter yang menjadi wewenang Bank Sentral, biasanya dilanggar dan ini akan membuat keterpurukan negara tersebut menjadi lebih dalam.

Turki sebenarnya negara yang cukup stabil ekonominya, tetapi akhir akhir ini bersinggungan dengan kepentingan Amerika yang menginginkan Pastur berkebangsaan Amerika , Andrew Brunson, dibebaskan dari penjara , atas tuduhan terkait Kudeta yang gagal di tahun 2016. Turki terkena sanksi dari Amerika berupa kenaikan tariff baja sebesar 50% dan aluminium sebesar 20%. Turki membalas dengan menaikan tariff kendaraan yang masuk ke negara sebesar 120%, minuman beralkohol 140% dan tembakau 60%.

Perang diplomatik yang berujung perang dagang, tentunya membuat kerugian bagi kedua negara, walaupun kita mengetahuinya, bahwa Turki terkena imbas lebih besar dibandingkan dengan negara super power seperti Amerika. Sanksi Amerika ini membuat kejatuhan mata uang lira sangat dratis dan inflasi meroket. Kesalahan Erdogan adalah ingin menurunkan suku bunga bank dan melakukan pengendalian terhadap modal. Kesalahan ganda terhadap kebijakan moneter Turki ini, berakibat, Lembaga Rating S&P menurunkan rating surat hutang Turki dari B+  menjadi “ Junk/ Sampah”.

Venezuela adalah negara penghasil minyak terbesar ke 3 diluar anggota OPEC. Hampir sama dengan Erdogan, berawal dari singgungan dengan kepentingan Amerika, dimana Presiden terpilih Venezuela, Nicolas Maduro, dituding oleh Amerika, menjalankan praktek tidak adil dalam Pemilihan Presiden. Sanksi Amerika terhadap Venezuela, berdampak kepada kesulitan negara tersebut menjual minyak, mengingat semua negara yang membeli minyak Venezuela akan dikenakan sanksi oleh Amerika. Kesalahan Presiden Maduro, yang dulunya adalah Supir Bus adalah mendevaluasi mata uangnya disaat inflasi tinggi dan memberlakukan Cryptocurrency Petro. Suatu kebijakan moneter yang salah yang diambl oleh para penguasa yang cenderung diktaor disaat krisis politik, keuangan dan moneter mulai melanda suatu negara.

Penguatan US Dollar seperti tidak terbendung selama 5 bulan terakhir, dan tentunya ini menginformasikan bahwa Amerika masih menjadi negara tujuan investasi teraman di dunia, dibandingkan negara lainnya, saat ini. Perlu diperhatikan bahwa setiap kenaikan tentu saja akan terjadi Koreksi dikemudian hari, tetap membaca Berita, karena Berita yang anda baca dapat memberikan informasi kedepannya, arah besar Pasar Uang.

 

EMAS

Kesalahan kesalahan diatas tentunya direspon oleh para pelaku pasar dengan memindahkan bisnis / investasi mereka ke instrument yang lebih menguntungkan. Safe haven banyak dipilih sebagai alternative disaat ketidakpastian melanda negara didunia. Wajar jika harga emas akan kembali naik mencapai harga $1190 an – $1210 an dengan koreksi ke harga $1170 an/ Troyounce.

xauusd 20 agustus.png

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.