Kebijakan PBOC Mempengaruhi Harga Emas
Bank sentral China PBOC, saat ini menjadi perhatian para pelaku pasar dimana setiap kebijakan nya dapat membuat pasar uang bergejolak. People Bank of China melemahkan mata uangnya terhadap US Dollar dengan melebih batas normal nya yaitu 7 pada hari senin dan semua saham papan atas di Amerika Serikat turun drastis.
Ancaman Trump terhadap Pemerintah China yang akan menaikan tariff 10 % senilai $300 milliar pada hari kamis minggu lalu dijawab oleh kebijakan People Bank of China dengan melemahkan mata uangnya terhadap US Dollar mencapai nilai tukar 7,0804, dan ini tentunya merupakan suatu langkah Pemerintah China untuk membuat barang barang China lebih kompetitif di bandingkan dengan barang barang dari Amerika Serikat.
Dengan fenomena ini maka para pelaku pasar saat ini mempunyai indicator baru dalam memprediksi pergerakan pasar uang kedepannya, yaitu dengan memperhatikan penetapan kurs tengah US Dollar terhadap China Yuan, karena secara resmi pemerintah China tidak menganut floating rate tetapi fix rate terhadap mata uang asing.
Dengan melihat fenomena ini maka ancaman perang dagang saat ini meningkat menjadi ancaman perang mata uang, dimana saat ini seluruh bank sentral didunia membuat kebijakan moneter pelonggaran likuiditas, mulai dari memotong suku bunga sampai dengan memberikan program stimulus agar menaikan laju tingkat inflasi dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka.
Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral China, dimana dengan resiko perang dagang maka mereka memakai salah satu instrument keuangan mereka yang paling memungkinkan untuk bertahan dalam keadaan saat ini, seperti hal nya The Fed memotong suku bunga nya pada tanggal 31 juli 2019 lalu, ditengah kondisi data ekonomi yang tidak terlalu buruk.
Ketakutan terhadap perang dagang yang berlarut larut tentunya semakin terlihat karena China tidak hanya mendevaluasi mata uangnya, tetapi Pemerintah China juga menghentikan pembelian product pertanian Amerika Serikat. Ini tentunya berdampak luas karena China adalah pembeli product pertanian Amerika Serikat ke 4 terbesar setelah Mexico, Canada dan Japan. $5,9 milliar bukan nilai yang sedikit bagi neraca perdagangan Amerika Serikat.
Turunnya ekspor product pertanian Amerika Serikat akan terlihat kedepannya karena Mexico dan Canada sebagai negara tujuan export mereka, saat ini masih terganggu dengan perjanjian dagang yang belum selesai karena Amerika Serikat keluar dari NAFTA dan kongres Amerika belum menyetujui perjanjian yang baru.
Dengan melihat fenomena diatas, maka perang dagang belum dapat selesai dalam waktu yang singkat sehingga safe haven masih diburu para pelaku pasar dengan menaikan harga emas kelevel yang lebih tinggi kedepannya. Resiko koreksi harga emas dapat terjadi apabila PBOC menetapkan kurs tengahnya terhadap US Dollar dibawah level 7.
Trading Plan pair XAUUSD :
Buy Limit 1463 - 1471 dengan Target 1494
Gold Timeframe Daily
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.