Kenaikan Suku Bunga The Fed Menjadi Misteri

Baca artikel di situs FBS

Jakarta, 5 Juni 2017

Tahun 2017 merupakan tahun tersulit bagi bank sentral diseluruh dunia untuk menetapkan kebijakan moneternya. Faktor geopolitik dan eksternal sangat mendominasi pergerakan pasar uang. Kebijakan Moneter The Fed yang akan menaikan 3 kali dalam tahun ini ,mendapatkan resistensi yang sangat kuat dari kebijakan fiscal pemerintah Amerika serta factor geopolitik yang terjadi, akhir akhir ini.

Data ketenaga kerjaan Amerika Serikat, NFP yang dirilis pada hari jumat lalu mengindikasikan pelemahan lowongan pekerjaan di Amerika yang sangat signifikan. 138.000 merupakan data sangat lemah dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 181.000. Walaupun tingkat pengangguran di Amerika Serikat mencapai 4,3% dari ekspektasi pasar 4,4%, tentunya ini masih belum cukup untuk membantu penguatan US Dollar di minggu ini. Tidak ada data penting yang akan dirilis oleh Amerika, merupakan kendala untuk penguatan US Dollar kedepan. Walaupun pelemahan US Dollar akan terlihat di minggu ini , tetapi penguatan US Dolar akan terjadi jika ada suatu sentiment baru tentang Kenaikan suku bunga The Fed secara kontinyu dan adanya kebijakan fiscal berupa pemotongan pajak yang sangat ditunggu oleh pelaku pasar.

Keadaan pelemahan US Dollar tentunya dimanfaatkan oleh Euro yang telah naik sekitar 6- 7% semenjak tanggal 10 April 2017 sampai saat ini. Kenaikan eurusd akan mencapai di level 1.1320 dan melanjutkan ke 1.1440 apabila Mario Draghi mengeluarkan statement hawkish pada saat press conference tanggal 8 Juni 2017. Seperti kita lihat bersama bahwa euro mempunyai data neraca perdagangan yang surplus 30,9 Milyard euro pada bulan Maret 2017, yang merupakan tanda bahwa perekonomia di uni eropa terus membaik. Keinginan pasar terhadap ECB, adalah kembali mengadakan tapering dan jika ini tidak diberikan saat tanggal 8 juni nanti maka euro akan terkoreksi ke level 1.1070 bahkan ke level terjauhnya di 1.0950.

Berbeda dengan Poundsterling, dimana minggu depan merupakan fase dimana pemilihan Perdana Menteri baru akan di gelar pada tanggal 8 Juni 2017. Mata uang GBPUSD akan terlihat tidak stabil dan sangat dipengaruhi oleh hasil polling yang terjadi, dimana range 1.2780 – 1.2940 merupakan range yang akan terjadi sebelum hasil pemilu dirilis.

Ketidakpastian dan pelemahan US Dollar mengirim mata uang jepang kelevel 110. Penguatan mata uang jepang ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi pengusaha di jepang mengingat export jepang yang mencapai 6,4 trilliun Yen , atau naik sekitar 7,5% dibanding tahun lalu akan terancam. Inflasi jepang yang masih dibawah 1% merupakan pekerjaan rumah bagi bank sentral dan pemerintah jepang kedepannya dan minggu ini USDJPY akan membidik level 109.60 dengan maksimal 108.30.

Mata uang komoditas seperti AUDUSD dan USDCAD tentunya mempunyai latar belakang yang sangat berbeda, walaupun pelemahan US Dollar akan sangat mempengaruhi fluktuasi kedua mata uang ini. Bank sentral Australia (RBA) akan merilis kebijakan moneternya pada tanggal 6 juni 2017, dimana rendahnya data Caixin Manufacturing PMI memberikan tekanan pada mata uang ini dan pelemahan US Dollar lah yang membuat mata audusd kembali menguat. Tidak banyak yang dapat diharapkan dari kebijakan moneter RBA nanti karena turunnya harga komoditas tentunya akan sangat mempengaruhi kinerja mata uang ini. 0.7480 – 0.7510 merupakan resistance kuat bagi AUDUSD. Berbeda dengan Canada, mata uang ini tentunya akan memanfaatkan pelemahan US Dollar dengan resistance 1.3520 dan support di 1.3395 dengan support kuat di level 1.3290. pelemahan mata uang usdcad akan terjadi apabila  penurunan harga minyak dunia mulai tidak terkendali karena pasokan minyak metah dunia yang telah disepakati oleh negara opec dan non opec dilanggar oleh produsen Amerika Serikat.

 1.jpg

 

Reza Aswin

rz_aswin@yahoo.com

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.