Ketegangan Di Kawasan Teluk Kembali Memanas
Apa yang terjadi di pasar
Diawal tahun 2020, pasar kembali dihadapkan pada gejolak geopolitik yang sangat ekstrim, dimana ketegangan dikawasan teluk kembali memanas. Serangan Drone Amerika Serikat di Baghdad Irak, yang menewaskan Jenderal Iran Qasem Soleimani, membuat rakyat dan pimpinan Iran marah. Dengan kejadian ini maka Iran tidak akan mematuhi kesepakatan nuklir tahun 2015 tentang pengayaan Uranium, sehingga aktivitas penilitian difasilitas nuklir Iran akan kembali beroperasi. Ini tentunya akan membuat negara negara dikawasan teluk kembali resah. Amerika Serikat mensinyalir ikut campur Iran terhadap semua kegiatan terror dikawasan teluk, termasuk penyerangan terhadap kilang minya Aramco di Arab Saudi pada bulan September 2019.
Setelah serangan udara Amerika Serikat pada hari kamis minggu lalu dan menewaskan Jenderal top Iran beserta pembantu utamanya, Amerika Serikat akan menempatkan 3500 pasukannya di Irak, untuk mengantisipasi serangan balasan Iran. Tetapi penempatan pasukan Amerika Serikat tersebut mendapat kecaman dari parlemen Irak, karena parlemen akan melakukan pengambilan suara untuk mengusir pasukan asing dari wilayahnya. Amerika Serikat masuk ke Irak setelah menggulingkan Presiden Saddam Hussein dan mengawal pemerintah baru yang lebih demokratis, serta memerangi teroris ISIS dari wilayah Irak – Suriah.
Efek Terhadap Pasar
Dengan melihat fenomena diatas, maka para pelaku pasar kembali memburu safe haven termasuk emas.
Harga emas dunia telah naik lebih dari 12.000 pips selama 4 minggu terakhir, target kenaikan emas dapat mencapai harga $1588/ troyounce dengan areal support di level harga $1551 - $1558/ troyounce.
Gold Timeframe Daily
Ekspektasi Pasar
Kawasan teluk yang memanas akan menjadi focus para pelaku pasar dalam beberapa waktu kedepan, sehingga resiko terjadi perang teluk akan menjadi cukup tinggi.