Kisruh Hongkong dan Masalah Politik Argentina Menjadikan Emas Kembali Menguat
Hongkong merupakan salah satu pusat keuangan di asia. Dengan lumpuhnya bandara udara Hongkong kemarin maka semua fokus para pelaku pasar tertuju pada negara bekas jajahan Inggris yang telah dikembalikan ke China sejak 1 juli 1997.
Pengujuk rasa di Hongkong menuntut dihapuskannya Rancangan Undang Undang ekstradisi orang yang bersalah untuk diadili di Beijing, sementara didalam perjanjian dengna Inggris, dimana China akan menerapkan 1 negara dengan 2 pemerintahan.
Kebebasan berkumpul dan berpolitik serta system keuangan,berjalan seperti saat negara tersebut dikuasai oleh Inggris , kecuali urusan luar negeri dan keamanan.
Adanya kerusuhan dan terjadinya bentrokan antara masyarakat dengan pihak kemanan di Hongkong, sejak bulan Juni 2019 dan melebar sampai saat ini, tentunya membuat ketidakpastian dari kawasan Asia kembali muncul, setelah adanya ketidakpastian masalah India – Pakistan, Perang dagang Jepang – Korea dan Devaluasi Yuan.
Para pelaku pasar sedang menunggu reaksi dari petinggi China dalam mengahadapi aksi pengunjuk rasa yang telah melumpuhkan system keuangan bahkan system penerbangan Hongkong yang termasuk dalam bandara tersibuk di Asia.
Tahun 1989 pasukan China yang dikenal dengan Tentara Pembebasan Rakyat pernah membubarkan para demonstran di lapangan Tiananmen dengan korban terbunuh sekitar 10.000 orang. Jika ini terulang maka keadaan ini akan menambah beban terjadinya perlambatan ekonomi global.
Disisi lain, ada ketidakpastian baru dari negara terbesar kedua di benua Amerika Serikat, yaitu Argentina. Mata uang negara tersebut kemarin turun 25% terhadap mata uang US Dollar karena adanya pengumuman kemenangan tahap awal pemilihan Presiden di Argentina.
Presiden Mauricio Maciri kalah telak dari lawannya Alberto Fernandez dengan selisih suara 15,6%. Pasar saham Argentina langsung jatuh 35% dan ini merupakan signal bahwa pelaku pasar tidak menghendaki partai oposisi berkuasa di Argentina.
Pemilihan selanjutnya akan dilakukan pertengahan oktober dan merupakan ketidakpastian baru yang turut membebani pertumbuhan ekonomi global kedeoannya karena partai oposisi berjanji akan menolak program bailout dari IMF.
Dengan berkembangnya keadaan di Hongkong dan ketakutan atas system keuanga di Argentina, tentunya akan mendorong harga emas kembali naik ke level harga $1538/ troyounce dengan support kuat pada level harga $1509/troyounce.
Trading Plan :
Buy Limit 1506 - 1509 dengan target 1538
Gold Timeframe H4
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.