Non Farm Employment Change
Data Non-Farm Employment Change atau yang dahulu dikenal dengan data Non-Farm Payroll (NFP) merupakan data dari departemen tenaga kerja Amerika Serikat yang diumumkan pada hari jumat pada minggu pertama, setiap bulannya. Sejak Amerika Serikat terkena krisis ekonomi dan moneter di tahun 2008, data perubahan tenaga kerja diluar sector pertanian ini, mendapat perhatian para pelaku pasar, mengingat data ini merupakan salah satu amanat dari kongres Amerika, dimana lowongan pekerjaan merupakan faktor utama penyebab tingginya tingkat pengangguran.
Sejak tahun 2014, data NFP tidak banyak memberikan pergerakan harga yang sangat signifikan karena tingkat pengangguran sudah turun dibawah 5% dan The Fed mulai melakukan kenaikan suku bunga secara agresif sampai di tahun 2018. Pada tahun 2019 ini data tenaga kerja kembali menjadi sorotan para pelaku pasar, karena upah tenaga kerja di Amerika Serikat tidak naik secara signifikan akhir akhir ini.
Pemogokan oleh buruh perusahaan General Motor , Kasus perusahaan pesawat terbang Boeing serta Perang Dagang Amerika – China – Eropa, merupakan beban bagi sector tenaga kerja Amerika Serikat. 50.000 ribu lebih pekerja General Motor melakukan demonstrasi selama lebih dari 1 bulan, sehingga perusahaan tersebut merugi milliaran US Dollar. Kasus atas jatuh nya 2 pesawat terbang Boeing Max, dikarenakan oleh kesalahan dari system penerbangan pesawat tersebut, dan telah diakui oleh CEO Boeing, maka ini menurunkan pesanan pesawat terbang Boeing yang berdampak pada penurunan aktivitas pabrikan.
Selain itu perang dagang Amerika – China yang terjadi sejak awal tahun 2018 masih memberikan dampak pada turunnya sector manufaktur dan jasa di kedua negara super power tersebut, dimana angka indeks PMI serta tingkat kepercayaan bisnis nya lebih rendah dari 50, dimana keadaan ini memberikan signal perlambatan aktivitas pabrikan kedua negara tersebut. Rendahnya aktivitas jasa dan pabrikan akan berdampak langsung pada sector tenaga kerja dan pada akhirnya meningkatkan resiko atas perlambatan ekonomi domestic dan global.
Pasar saham Amerika Serikat kembali jatuh walaupun The Fed telah menurunkan suku bunga 25 bps kemarin. Keadaan ini terntunya dipicu oleh meningkatnya resiko terjadinya resesi ekonomi global karena belum ada perdamaian atas konflik dagang Amerika – China, setelah Chile membatalkan KTT APEC yang akan digelar pada bulan ini, karena aksi demonstrasi di negara tersebut. Penundaan ini tentunya mempunyai dampak negative terhadap pasar uang global, sehingga Presiden Trump akan mengumumkan tempat baru guna penandatangan kesepakatan atas perjanjian perdagangan tahap pertama Amerika – China.
Kesepakatan tahap pertama ini merupakan awal dari beberapa konflik antara Amerika – China yang tentunya tidak dapat selesai dalam waktu dekat, karena Pemerintah China masih meragukan Administrasi Trump dapat memenuhi permintaan China dalam negoisasi perdagangan berikutnya.
Pelemahan ekonomi domestic dan global diatas, tentunya akan mempengaruhi sector pabrikan dan sector tenaga kerja Amerika Serikat. Data NFP diprediksi akan kembali melemah, akibat faktor diatas dengan forecast 90K dari 136K dibulan sebelumnya.
Pelemahan data sector tenaga kerja serta ketidakpastian global seperti perang dagang Amerika – China – Eropa , serta kesepakatan Brexit, akan memberikan dukungan atas harga emas. Harga emas dunia cenderung naik ke level harga $1520 bahkan ke level harga $1531/ troyounce, jika data sector tenaga Amerika memburuk nanti malam. Koreksi ke level harga $1501 – 1505/ troyounce, akan terjadi jika data NFP dirilis membaik, dan kedepannya harga emas akan kembali naik.
Trading Plan :
Buy Limit 1501 - 1505 dengan target 1520
Gold Timeframe Daily