Penguatan US Dollar
Setiap hari investor trader selalu menanyakan kepada kami tentang mau kemana market kedepannya. Menjawab pertanyaan investor trader forex tentunya tidak semudah menjawab pertanyaan matematika, yang mempunyai suatu kepastian yang tinggi. Menentukan arah market sama dengan mengetahui instrument investasi keuangan mana yang akan dipilih saat ini, dan tentunya investasi mereka lebih bersifat melihat jangka menengah – panjang, bukan jangka pendek. Analisa fundamental dan teknikal yang selaras akan dapat mencerminkan investasi yang akan mereka pilih kedepannya.
Ekonomi Amerika yang runtuh di tahun 2008, saat ini sudah mulai memperlihatkan kekuatan nya, dimana dengan inflasi diatas 2% dan pertumbuhan yang naik menjadi 4,2% membuat negara super power ini menjadi unggul dibandingkan negara lainnya. Efek dari pulihnya ekonomi Amerika ini tentunya membuat investor memindahkan uang mereka ke negeri Paman Sam. Negara berkembang yang banyak memberikan insentif atau imbal hasil dibandingkan negara maju, saat ini mulai tidak menarik lagi bagi pelaku pasar dan mereka mulai berhitung untuk memindahkan kedalam bentuk US Dollar.
Turki, Venezuela, Iran, Argentina, India, Indonesia dan negara berkembang lainnya, secara langsung maupun tidak langsung mendapat tekanan langsung dari penguatan US Dollar ini. Semua negara berkembang pasti akan merasakan tekanan ini, walaupun efeknya berbeda beda sesuai dengan fundamental negara yang bersangkutan. Turki dan Argentina, mata uangnya tertekan diatas 40% terhadap US Dollar sejak awal tahun. Venezuela terkena tekanan inflasi diatas 80.000% saat ini, sedangkan untuk Rupiah Indonesia, tekanan US Dollar membuat mata uangnya terdepresiasi sekitar 12,3 % sejak awal tahun.
AUSTRALIA
China terus mencari pasar baru sejak perang dagang dengan Amerika tidak mereda. Amerika seperti tidak mempunyai keinginan untuk mengakhiri perang dagang dengan China, sehingga China harus membuang produk eksport nya ke negara lain seperti Eropa, Jepang bahkan ke Afrika Selatan. Tetapi membuka pasar baru tidak semudah mempertahankan pasar yang sudah berjalan, sehingga wajar apabila terdapat penurunan di pasar ekuitas karena “Perang Dagang dan Penguatan US Dollar”.
RBA dalam rapat kebijakan moneternya, tidak merubah suku bunga nya dan tentunya ini dikarenakan, adanya resiko dari pertumbuhan ekonomi global dan inflasi Australia yang masih belum stabil di tingkat 2% pada tahun ini.
Penurunan AUDUSD masih mengarah ke level 0,7120 – 0,7170 an dengan koreksi 0,7230 – 0,7280 an