Penguatan US Dollar Membuat EURUSD Bearish
Setelah kebijakan moneter The Fed dirilis minggu lalu dengan kecenderungan hawkish dan kebijakan moneter ECB yang cenderung dovish, tentunya membuat pair EURUSD dapat kembali melemah.
Ketua The Fed Jerome Powell mulai memberikan signal bahwa pelonggaran likuiditas selama ini dapat mulai ditarik secara bertahap sehingga membuat pasar ekuitas melemah, naiknya imbal hasil obligasi dan tentunya membuat mata uang US Dollar menguat. Pertimbangan akan adanya pengurangan pembelian treasury dan sekuritas yang didukung hipotik, tentunya merupakan isyarat akan adanya tahapan taper yang pada waktunya akan membuat kenaikan suku bunga secara permanen.
Dalam kebijakan The Fed diprediksi adanya kenaikan suku bunga pada tahun 2023 sebanyak 2 kali, dimana dalam pertemuan sebelumnya hal ini tidak dibahas. Kebijakan moneter yang cenderung hawkish ini didukung pula oleh membaiknya data ekonomi Amerika Serikat dan banyaknya warga yang menerima suntikan vaksin. Lebih dari 90% warga Amerika Serikat telah menerima suntikan vaksin dan ini tentunya akan membuat pemulihan ekonomi negara tersebut akan membaik kedepannya.
Disisi lain Uni Eropa masih tertinggal dalam hal pemulihan ekonomi dibandingkan negara maju lainnya seperti Amerika Serikat dan Inggris. Keadaan ini tentunya membuat ECB akan terus melakukan program stimulus QE setidaknya sampai tahun depan dan akan membuat mata uang Uni Eropa ini sulit untuk menguat kedepannya.
Efek Terhadap Pasar
Kebijakan moneter The Fed yang hawkish dan kebijakan moneter ECB yang cenderung dovish membuat pair mata uang EURUSD melemah kedepannya.
Ekspektasi Pasar
Diprediksi pair EURUSD bergerak dalam range 1.1789 – 1.1901
Trading Plan :
Sell Limit 1.1901 – 1.1947 dengan target 1.1789 – 1.1847
Stoploss 1.2025
Grafik EURUSD timeframe D1
Disclaimer
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.