Pound Menuju Rekor Terendah Baru
Pound sterling (GBPUSD) saat ini tidak dapat berbuat banyak, dan berpotensi melanjutkan penurunannya menyusul sikap penasihat ekonomi Gedung Putih, Brian Deese, yang tidak terkejut dengan reaksi negatif pasar keuangan terkait rencana fiskal dan pemotongan pajak Inggris. Sentimen negatif terhadap sterling semakin diperburuk oleh kritikan terbuka pejabat IMF yang mengkritisi strategi ekonomi baru Inggris, menyusul memburuknya pasar obligasi yang memaksa Bank of England (BOE) untuk berjuang keras dalam upaya menstabilkan ekonomi.
Sementara itu, krisis energi Zona Euro yang berimbas pada menguatnya dolar AS menyusul sentimen penghindaran risiko yang mendorong imbal hasil obligasi AS kembali mempertahankan penguatannya. Indeks Dolar AS memperbarui level tertinggi yang saat ini bergerak tidak jauh dari level 114.50 sementara imbal hasil obligasi 10-tahun AS melonjak menjadi 4,0% untuk pertama kalinya sejak 2010.
Fokus pasar saat ini tertuju pada Deputi Gubernur BoE Bank of England, Sir Jon Cunliffe, mengenai Stabilitas Keuangan sebagai petunjuk tentang langkah BOE selanjutnya, di tengah wacana tentang kenaikan suku bunga sebesar 1,0% yang diikuti dengan pidato oleh Ketua Fed, Jerome Powell yang akan menjadi petunjuk trader selanjutnya terhadap GBPUSD hari ini.
Reaksi Pasar:
GBPUSD kemungkinan masih akan melanjutkan penurunannya, berbalik arah dari kenaikan koreksi pada hari sebelumnya. Melemahnya GBPUSD tak lepas dari kenaikan terbaru dolar AS di tengah penghindaran risiko serta proyeksi ekonomi Inggris yang masih suram.
Tren:
GBPUSD masih akan melanjutkan penurunan di tengah berbagai sentimen yang hampir dapat dipastikan tidak ada yang dapat menggerakkan mata uang Inggris tersebut untuk menguat.
Trading Signal:
Sell GBPUSD pada level 1.0605 untuk kelanjutan penurunan dengan target profit pada level 1.0595/1.0590
Sementara potensi Buy GBPUSD, jika berhasil rebound, pada level 1.0750 dengan target profit pada level 1.0755/1.00760