Risk-Aversion Kembali, GBPUSD Pangkas Kenaikan Intraday
GBPUSD meluncur turun dari level tertinggi intraday dari level 1,2050 ke level 1,2025. Penurunan pasangan mata uang ini diperkirakan tidak akan terlalu dalam dan hanya koreksi ringan atas kembali melemahnya pasar obligasi AS dan hanya mengalami konsolidasi pada perdagangan sesi Kamis.
Melemahnya pasangan Cable ini dipengaruhi oleh kembali meningkatnya risk-aversion dan meningkatnya kekhawatiran Kasus COVID-19 di tengah upaya Beijing meyakinkan pasar mengatasi permasalahan ekonomi yang disebabkan oleh Covid, serta penolakan Rusia terhadap perdamaian dengan Ukraina kecuali negara pecahan Uni Soviet itu menerima perjanjian yang memungkinkan wilayah tambahan bergabung dengan Moskow.
Namun demikian, melemahnya pasangan GBPUSD ini diperkirakan imbal tidak akan terlalu jauh menyusul yield obligasi acuan 10 tahun AS juga melemah, turun dari 3.86% menjadi 3.85%. Dan kembali melemahnya yield obligasi AS membuat dolar AS juga mencatat penurunan dan mempengaruhi GBPUSD.
Selain itu, S&P 500 Futures masih belum mendapat arah pasti imbas dari pasar obligasi yang suram. Namun, data AS yang beragam, tidak adanya pidato Fed dan Minimnya data ekonomi utama di pasar menopang GBPUSD kembali menguat di tengah sepinya perdagangan menjelang akhir tahun.
Reaksi Pasar
Selanjutnya pasar akan hanya berfokus pada rilis data klaim awal tunjangan pengangguran AS. Dengan kalender yang ringan dan sentimen yang suram berpotensi membawa GBPUSD kembali melemah dengan skenario kemungkinan kenaikan Klaim Pengangguran Awal AS dapat membebani Dolar AS.
Tren
GBPUSD memangkas kenaikan intraday pertamanya setelah selama tiga hari, hanya bergerak sideway dan konsolidasi dari penurunan kemarin dengan potensi melanjutkan tren bearish.
Rencana Perdagangan
Sell GBPUSD dapat dipertimbangkan pada level 1.2015 dengan target profit pada level 1.2005/1.1995
Potensi Buy GBPUSD pada level 1.2055 dengan target profit pada level 1.2065/1.2070