Sterling Manfaatkan Data PDB Dan Penurunan Dolar AS
Pound Sterling tampaknya menjadi mata uang yang menonjol sepanjang minggu ini, setelah data pabrik Inggris untuk bulan Juni dan Produk Domestik Bruto (GDP) periode April-Juni tumbuh di atas ekspektasi. GBPUSD rebound tajam, mempertahankan sentimen pasar yang sedang kurang baik karena kinerja luar biasa dalam aktivitas pabrik.
Data pabrik Inggris yang positif menunjukkan optimisme di kalangan produsen meskipun inflasi tinggi dan kondisi kebijakan moneter yang ketat. Pertumbuhan ekonomi yang kuat menunjukkan bahwa ekonomi akan mampu menghindari resesi dengan nyaman dan memungkinkan Bank of England (BoE) untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Sementara itu, indeks dolar AS bergerak relatif melemah di sekitar 102,50 setelah pemulihan kuat yang sempat terhantam data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang naik secara moderat pada bulan Juli karena kenaikan harga sewa rumah dan kenaikan kecil dalam harga bahan bakar.
Inflasi AS naik dengan laju 0,2%, sejalan dengan kenaikan inflasi inti sebesar 2% yang diinginkan oleh Federal Reserve (The Fed). Hal ini akan memungkinkan The Fed untuk menjaga suku bunga tetap stabil dan memberikan kesempatan the Fed untuk menghentikan sementara siklus pengetatan suku bunga yang agresif. Inflasi AS terlihat baik dalam jalur pelemahannya bersama dengan Tingkat Pengangguran yang historis rendah, yang akan memungkinkan ekonomi menghindari resesi.
Para pelaku pasar hari ini mengalihkan fokus mereka pada rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan Juli, diikuti dengan rilis data sentimen konsumen dan ekspektasi konsumen yang akan dirilis oleh Universitas Michigan.
Meski GBPUSD berhasil rebound tajam pasca data pertumbuhan ekonomi Inggris yang tumbuh signifikan dan sempat menyentuh level tertinggi intraday di 1,2723, namun pasangan Cable ini secara tren masih menunjukkan pola bearish. Ini terlihat pada grafik H2, di mana harga masih bergerak di bawah Simple Moving Average (SMA) 50 yang berdamping dengan SMA100, yang menunjukkan tren untuk jangka pendek dan menengah hanya mencatat kenaikan ringan, atau kenaikan karena koreksi. Ini dikonfirmasi dengan indikator Relative Strength Index yang saat ini juga masih tertahan di bawah level 50, meski jauh dari area Oversold.
Dengan kemungkinan penurunan harga masih mungkin terjadi, Open SELL pada GBPUSD dapat dipertimbangkan pada level 1,2695 dengan target profit di area 1,2681/1,2669. Sebaliknya, jika GBPUSD cukup kuat untuk rebound, akan membuka peluang BUY pada level 1,2712/1,2712.
Join Kanal Telegram Resmi : @fbsanalyticsinindonesia