Tiga Pasangan Mata Uang Pilihan untuk Trading Bulan Agustus
Para pelaku pasar di seluruh dunia secara cermat mengamati data ekonomi, kebijakan bank sentral, serta peristiwa global yang dapat berdampak signifikan pada pasar keuangan. Ada beberapa faktor yang mungkin memengaruhi pasar keuangan pada bulan Agustus.
Data ekonomi tetap menjadi sorotan utama dalam prospek pasar, seperti laporan tenaga kerja, data inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Yang paling utama adalah rapat dan pengumuman hasil rapat bank sentral, yang diikuti dengan pidato dan pernyataan pejabat bank sentral. Sehingga memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi suatu negara dan dapat mempengaruhi sentimen pasar.
Peristiwa geopolitik juga masih akan memberikan pengaruh besar terhadap sentimen pasar selama bulan Agustus. Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok dan Ukraina-Rusia, yang bahkan dapat berkembang menjadi Rusia-NATO misalnya, dapat menyebabkan ketidakpastian di pasar dan meningkatkan permintaan akan aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah.
Kekhawatiran investor mengenai kenaikan suku bunga, pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan inflasi yang terus tinggi, mungkin mulai berkurang dalam beberapa bulan terakhir. Namun, sentimen terhadap suku bunga masih belum pasti, mengingat angka inflasi global yang masih cukup tinggi dan berada di atas target bank-bank sentral utama.
Bertahannya tingkat inflasi memengaruhi pola kenaikan suku bunga. Langkah-langkah kenaikan suku bunga yang dilakukan Federal Reserve (The Fed) sejauh ini terus mendongkrak reli dolar AS, meski sempat terseret ke level terendah di 98,77 pada pertengahan Juli. Namun, sejak saat itu rebound dolar AS berhasil bertahan di atas level psikologis 100,00.
Selain The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) juga menaikkan suku bunga, diikuti oleh Bank Sentral Inggris (BoE) yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga dalam upaya mengendalikan inflasi. Hanya Bank Sentral Jepang (BoJ) yang masih memegang teguh kebijakan pelonggaran dengan mempertahankan suku bunga di bawah 0%, dan diikuti oleh Bank Sentral Australia (RBA) yang mempertahankan suku bunganya setelah beberapa kali mengalami kenaikan.
Prospek XAUUSD
Kenaikan suku bunga The Fed, didukung oleh data ekonomi yang menopang penguatan imbal hasil obligasi pemerintah AS, telah menopang penguatan dolar. Imbasnya, XAUUSD merangsek turun dari level tertinggi tahun ini di 2.077 yang dicapai pada bulan Mei dan level tertinggi bulan Juli di 1.987.
Sehingga dengan proyeksi The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunga pada September atau November, sangat menarik untuk memantau pergerakan XAUUSD sepanjang bulan Agustus ini. Kondisi ini didukung oleh rilis hasil rapat The Fed (FOMC Minutes Meeting) pada Juli yang diharapkan akan memberi bocoran kebijakan selanjutnya untuk bulan September, akan memengaruhi dinamika pergerakan XAUUSD.
Prospek EURUSD
EURUSD mengalami penurunan selama dua minggu berturut-turut bahkan mengawali Agustus ini dengan penurunan akibat penguatan dolar AS. Keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) tidak ada dalam daftar kalender bulan ini, hanya hasil rapat FOMC yang akan memengaruhi dinamika pasar. Serangkaian data ekonomi AS yang melampaui ekspektasi dan menunjukkan bahwa ekonomi tetap kuat meskipun ada kebijakan ketat yang diterapkan oleh The Fed, akan menjadi hal yang terus diperhatikan oleh pasar. Pasangan ini melanjutkan koreksi bearish dari level tertinggi dalam satu tahun dan turun di bawah level 1,1000. Meskipun tren utamanya masih naik, momentum terus menurun akibat kekuatan Dolar AS yang kuat.
Jika data ekonomi Zona euro menunjukkan prospek ekonomi memburuk, EURUSD berpotensi mengalami tekanan lebih lanjut. Perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi dapat menjadi faktor kunci, menggantikan potensi perbedaan kebijakan moneter. Tentu saja, perbedaan dalam momentum ekonomi ini juga membutuhkan data ketenagakerjaan utama AS untuk memastikan kondisi pasar tenaga kerja yang tetap kuat dengan data upah AS menjadi faktor risiko bagi pasangan mata uang ini. Pertumbuhan signifikan dalam upah dapat memicu harapan akan kenaikan suku bunga lanjutan dari The Fed, yang dapat meningkatkan Dolar AS dengan tajam. Namun, tidak ada kejutan semacam itu yang diharapkan setelah kenaikan 1% Indeks Biaya Pekerjaan selama kuartal kedua, di bawah konsensus pasar sebesar 1,1%.
Prospek GBPUSD
Pound sterling mengalami koreksi lebih lanjut terhadap Dolar AS, membuat GBPUSD kembali di bawah level 1,2800 pada bulan Juli dan mencatat penurunan pada awal Agustus ini. Namun, penurunan lebih lanjut pada pasangan ini bergantung pada keputusan suku bunga BoE dan data Nonfarm Payroll AS.
Sejauh ini, GBPUSD menikmati pergerakan kenaikan dan penurunan arah yang baik karena volatilitas Dolar AS, yang dipengaruhi oleh berbagai laporan ekonomi penting di AS. Kalender ekonomi Inggris relatif minim data, tetapi laporan awal Purchasing Managers' Index (PMI) S&P Global yang mengecewakan pada Senin, akhir Juli, membatasi rebound Pound sterling dari level terendah dalam beberapa hari sejak 1,2797 terhadap Dolar AS.
Kembalinya sentimen positif pasar yang kuat terhadap Dolar AS muncul sebagai alasan utama di balik kembali melemahnya GBPUSD belakangan ini. Data pertumbuhan dan lapangan kerja yang mengesankan dari AS dapat memberikan dukungan atas kemungkinan kembali meningkatnya ekspektasi pasar terhadap sikap hawkish The Fed.
Jika BoE menaikkan suku bunga 25 basis poin seperti yang sudah diperkirakan oleh pasar, kenaikan sterling mungkin akan terbatas, mengingat sejumlah data ekonomi penting dari AS siap menahan kenaikan tersebut. Sementara, jika The Fed mengindikasikan kenaikan suku bunga lanjutan 25 basis poin dalam publikasi risalah rapat FOMC pada pertengahan Agustus ini, bukan tidak mungkin pasangan GBPUSD akan kembali melemah pada Agustus ini.
Join Kanal Telegram Resmi : @fbsanalyticsinindonesia