Trump kembali Intervensi The Fed
Didalam trading Forex on line, pemilihan pair mata uang menjadi sangat penting, mengingat transaksi yang dilakukan trader forex tidak dapat mengubah arah market besar yang terjadi, sehingga follow the trend menjadi sangat penting dalam menentukan optimalisasi keuntungan didalam setiap transaksi di forex on line. Seperti kita ketahui bahwa nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain, pasti akan turun dan naik, sesuai dengan supply and demand. Permasalahannya adalah memprediksi kedepan, apakah supply akan berlanjut atau demand yang akan terus bergerak secara kontinyu. Untuk mengetahuinya hal tersebut, maka kebijakan, data ekonomi suatu negara, serta informasi dari visualisasi dalam bentuk grafik akan sangat dibutuhkan untuk keperluan di analisa diatas.
Koreksi pelemahan mata uang US dollar atas kenaikan mata uang Amerika selama 5 bulan terakhir, sebenarnya sudah terlihat pada 3 hari lalu. Tetapi koreksi ini menjadi terlihat kuat, setelah Presiden Trump, untuk ke 2 kalinya mengintervensi kebijakan The Fed secara verbal. "I'm not thrilled with his raising of interest rates, no. I'm not thrilled," Kata Presiden Trump saat diwawancara oleh kantor berita Reuters. Tindakan Trump ini, tentunya menjadi sorotan para pelaku pasar , mengingat Trump adalah Presiden pertama Amerika yang melakukan intervensi verbal terhadap otonomi bank sentral Amerika The Fed. Seperti kita ketahui bersama bahwa Presiden Trump adalah pemimpin yang sulit untuk bernegoisasi dalam hal yang besifat prinsip, sehingga ini menyebabkan para pelaku pasar melihat adanya peluang The Fed menunda kenaikan suku bunga pada bulan September 2018. Trump sangat marah dan menuding China dan Eropa memanipulasi mata uangnya, sehingga mata uang US Dollar menjadi sangat kuat dan berimbas kepada kenaikan harga pokok produksi product Amerika dikemudian hari.
Masalah lainnya yang sedang menjadi sorotan para pelaku pasar adalah REDENOMINASI mata uang Venezuela, dengan menghilangkan angka NOL sebanyak 5 digit. Keadaan ini diambil karena mata uang Venezuela Bolivar nilainya turun secara drastic karena, adanya sanksi dari Amerika, sehingga negara ini sulit untuk menjual minyak bumi yang dihasilkan. Amerika menerapkan sanksi ekonomi terhadap Venezuela karena menganggap adanya kecurangan disaat pemilihan presiden di negara tersebut, sehingga terpilihnya kembali Nicolas Maduro sebagai Presiden. Kisruh ekonomi di Venezuela tidak akan menjadi besar jika Maduro tidak melakukan kebijakan yang salah, seperti menaikan upah pekerja, mencetak uang dan memberlakukan mata uang Cryptocurrency Petro. Krisis ekonomi dan politik di Venezuela dapat menyulut ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global selain Krisis di Turki.
EMAS
Pelemahan US Dollar dan ketidakpastian yang tinggi karena krisis ekonomi dan politik di Venezuela serta Turki, tentunya akan membawa harga emas melambung kedepannya. Perundingan antara China – Amerika pada konfrensi tingkat menengah, hanya dapat meredakan perang dagang, tetapi tidak dapat menghentikannya.
Kenaikan harga XAUUSD akan terlihat menuju $1200 – $1210 an dengan koreksi pada harga $1180 an/ toz
JAPAN
Mata uang Yen merupakan mata uang yang sangat sulit diprediksi akhir akhir ini, karena petinggi BoJ sering melakukan perubahan kebijakan secara mendadak. Beberapa waktu lalu Gubenur BoJ Kuroda mengatakan bahwa program stimulus /QQE akan dihentikan sampai target inflasi Jepang mendekati 2%, dan diperkirakan masih beberapa tahun kedepan dan pelemahan mata uang Yen terjadi. Tetapi karena mata uang ini termasuk safe haven maka ketidakpastian serta pelemahan US Dollar akan membawa Yen menguat kembali. Yang perlu diperhatikan dalam pair USDJPY adalah intervensi BoJ disaat terlihat index saham Nikkei terpuruk, sehingga intervensi langsung kepasar dapat membuat pelemahan yen secara tiba tiba.
Trend turun masih terlihat pada pair USDJPY dengan konfirmasi close dibawah level 110.00, dengan target penurunan sementara ke 109,40 an. Koreksi naik akan terlihat kuat saat level 110.10 – 110.20 an dilewati.