USDJPY Kehilangan Momentum Kenaikan Menjelang Data CPI AS
USDJPY masih tertahan di sekitar level 145.40 setelah turun sejak pembukaan perdagangan Kamis (11/01/2024), setelah yen Jepang mendapat sentimen positif yang menyebabkan pasangan Safe Haven ini membalikkan sebagian kenaikan di hari sebelumnya mendekati level puncak bulan ini. Melemahnya dolar AS diyakini karena para investor memilih untuk mengurangi posisi mereka posisi mereka menjelang rilis data inflasi konsumen (CPI) AS yang akan dirilis hari ini.
Namun demikian, menguatnya yen Jepang ini sedikit sulit dipahami karena investor meyakini bahwa Bank of Japan (BoJ) akan tetap berpegang pada pengaturan kebijakan moneter ultra-dovish-nya di terkait langkah-langkah stimulus pemerintah setelah Jepang dilanda gempa bumi yang memerlukan anggaran perbaikan.
Selain itu, tingkat inflasi Tokyo yang mengalami penurunan dan data upah yang lemah seakan kembali menegaskan spekulasi bahwa BoJ tidak akan keluar dari rezim suku bunga negatif dalam waktu dekat. Data yang dirilis pada hari Selasa tersebut menunjukkan bahwa CPI inti Tokyo turun menjadi 2,1% pada tingkat tahunan di bulan Desember dan menyamai level terendah pada bulan Juni 2022.
Melembutnya data ekonomi tersebut, membuat pasar meredam ekspektasi perubahan kebijakan moneter yang lebih hawkish dari bank sentral Jepang tersebut. BoJ menganggap tren upah dan prospek inflasi sebagai faktor kunci dalam mempertimbangkan penghapusan kebijakan suku bunga negatif.
Kondisi tersebut menjadi faktor yang dapat menahan penguatan yen dan mendorong USDJPY kembali menguat, bersama dengan sentimen yang positif terhadap aset berisiko, dengan indeks Nikkei 225 Jepang naik ke level tertinggi baru dalam 34 tahun terakhir. Menguatnya pasar ekuitas membatasi kenaikan bahkan melemahkan safe-haven yen dan menjadi faktor yang membatasi penurunan USDJPY menjelang risiko data utama AS.
Sementara itu, para investor saat ini menahan diri untuk masuk posisi secara agresif menjelang angka inflasi konsumen AS, yang akan dirilis hari ini. CPI utama AS diperkirakan meningkat menjadi 3,2% dari laporan sebelumnya 3,1% pada Tingkat tahunan, sementara CPI inti tahunan diperkirakan turun menjadi 3,8% dari laporan sebelumnya 4,0%. Data inflasi sangat mempengaruhi keputusan kebijakan the Fed selanjutnya depan di tengah ketidakpastian penurunan suku bunga pertama dan mendorong permintaan Dolar AS dalam waktu dekat.
Analisa Teknikal USDJPY
Secara teknikal, pasangan USDJPY mengkonsolidasikan penurunan saat ini, yang terlihat pada grafik timeframe H1. Namun secara garis besar, pasangan safe haven ini masih dalam tren Bullish setelah rebound kuat dari penurunan di awal pekan. Harga yang saat ini bergerak di atas Simple Moving Average (SMA)50, 100 dan 200, dengan Irisan SMA50 yang menembus ke atas SMA100, dapat dijadikan pegangan kuat tren bullish USDJPY masih akan berlanjut, sehingga penurunan saat ini kemungkinan besar hanya sebuah koreksi. Ini diperkuat dengan Relative Strength Index yang bertahan di atas level 50, yang menunjukkan harga mencoba menahan penurunan.
Jika harga cukup kuat menahan dan membalikkan penurunan saat ini, pasangan ini berpotensi lanjutkan kenaikan kemarin menuju level 145.50. penembusan area ini membuka peluang BUY di level 145.53 dengan target profit di level 145.67/145.75. sementara jika koreksi berlanjut, membuka peluang SELL di level 145.28 dengan target profit di level 145.16/145.05.