Data Retail Sales Amerika dan Pergerakan Harga Emas
Pasar uang pada hari senin bergerak sideways dan mempunyai range yang sangat kecil. Tidak banyak data ekonomi dirilis dan tidak banyak pula berita yang dirilis oleh kantor berita resmi berbagai negara, membuat para pelaku pasar lebih memilih wait and see dalam menyikapi keadaan yang ada.
Kemarin China merilis data ekonominya yang cukup bagus, walaupun terjadi penurunan GDP pada kuartal ke 2, tetapi masih dalam perkiraan pasar sebesar 6,2% dan masih diatas pertumbuhan ekonomi 5%. Artinya pertumbuhan ekonomi di China masih cukup bagus dan tidak seperti yang yang ditakutkan oleh banyak pengamat bahwa ekonomi China menuju dalam resesi.
Meningkatnya data Produksi Industrial dan Retail Sales di China yang cukup signifikan merupakan hasil kerja bank sentral China PBOC yang cukup fleksible dalam menghadapi perang dagang Amerika – China, dimana PBOC mempunyai banyak sekali instrument kebijakan dalam menghadapi semua akibat dari perang dagang, dibandingkan dengan The Fed.
Penambahan program stimulus, pengurangan giro wajib minimum serta pengurangan pajak merupakan tindakan dari pemerintah China untuk menghambat terjadinya perlambatan ekonomi.
Saat ini pemerintah China sedang menurunkan hutang negaranya agar tidak membebani pertumbuhan ekonominya di masa yang akan datang, sehingga saat ini pemerintah China sedang menjaga nilai tukar mata uangnya terhadap negara lain, dan tidak melakukan devaluasi atau pelemahan mata uang nya seperti beberapa tahun lalu, guna menguasai pasar global.
Keadaan ini sangat wajar karena banyaknya penggunaan mata uang Yuan untuk transaksi ekspor serta penyaluran bantuan atau pinjaman dari pemerintah China terhadap negara di dunia.
Berbeda dengan The Fed, bank sentral Amerika Serikat ini mempunyai tools yang sangat minim dan kompleks karena kebijakan moneternya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bahkan ekonomi global.
Kebijakan fiscal dan intervensi verbal dari administrasi Trump merupakan gangguan tersendiri pada kebebasan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya, sehingga dalam menginjak 2 tahun masa jabatan Jerome Powell sebagai ketua The Fed, sudah 3 kali kebijakan moneternya harus berubah karena kondisi diatas.
Sedangkan bank sentral China PBOC selalu mendapat dukungan pemerintah China dalam membuat kebijakan moneternya. Keadaan inilah yang menimbulkan kemarahan Trump dan sering membandingkan kebijakan moneter The Fed tidak akomodatif dengan kebijakan moneter PBOC dalam menyikapi perang dagang yang sedang berlangsung.
Saat ini perekonomian Amerika Serikat masuk dalam tahap yang tidak sesuai dengan teori ekonomi yang ada, dimana dengan pelemahan data ekonomi di sector pabrikan dengan laju tingkat inflasi yang rendah (1,6%) serta data dari sector tenaga kerja yang solid, dapat menghasilkan kenaikan yang cukup signifikan di pasar ekuitas.
Indeks Dow Jones tembus diatas 27.000 dan Indeks S&P500 tembus diatas 3.000 merupakan rekor tertinggi sepanjang tahun. Tidak ada alasan yang kuat selain The Fed akan memotong suku bunga nya dan ini dapat merupakan kenaikan yang semu jika nanti malam perusahaan Amerika Serikat mengumumkan pendapatan perusahaannya serta data Retail Sales.
Pendapatan perusahaan Amerika Serikat nanti malam akan dirilis , berdampingan dengan data penjualan eceran Amerika Serikat yang diprediksi berada dibawah data ekonomi yang lalu. Jerome Powell dalam kesaksian didepan kongres AS minggu lalu, tetap akan memperhatikan semua data ekonomi yang masuk, dan data Retail Sales nanti malam, akan menjadi informasi atas kebijakan moneter The Fed diakhir bulan ini yang diprediksi akan meotong suku bunga nya.
Menurunnya data Retail Sales akan konfirmasi pemotongan suku bunga oleh The Fed dan akan menaikan harga Emas diatas $1426/ troyounce dengan alternative koreksi ke harga $1406/ troyounce.
Gold Timeframe Daily
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.