Dilema Euro Central Bank
Zona Eropa merupakan wilayah ekonomi yang tidak stabil, sehingga menjadi dilemma bagi petinggi Euro Central Bank saat ini. Tidak hanya Jerome Powell yang mempunyai kesulitan dalam membuat kebijakan moneternya ditengah konflik dagang Amerika Serikat , tetapi Mario Draghi sebagai Ketua ECB, mempunyai tingkat kesulitan yang lebih kompleks karena masalah keuangan , ekonomi dan geopolitik mulai bermunculan di kawasan Eropa dan tinggal menunggu ledakan besar, jika ECB tidak dapat menyiapkan kebijakan yang dapat meredam ketidakpastian dari dalam dan luar Eropa. Dilema untuk meluncurkan QE model baru akan dihadapi oleh ECB saat ini.
Masalah terbesar di Uni Eropa antara lain :
- Hutang negara negara di Uni Eropa yang terus meningkat, terutama Italia, dimana sudah mencapai diatas 130% dari GDP. Prancis dan Spanyol hampir 100% sedangkan German sebagai negara terkuat ekonominya di Uni Eropa , mempunyai hutang 60% terhadap GDP.
- Data ekonomi Uni Eropa terlihat tidak terlalu baik, dimana pertumbuhan ekonomi hanya 0,4% dan inflasi masih 1,2%, tingkat pengguran diatas 7% serta data sector pabrikan ( Manufacturing PMI) hanya 47,7. Jika dilihat maka data ekonomi Uni Eropa cenderung memburuk karena dibawah target / standart yang ada.
- Perang dagang dan Brexit, merupakan faktor geopolitik yang membebani pertumbuhan ekonomi Uni Eropa. Sikap Trump yang sering berubah ubah dan tidak mengenal kata sekutu dalam perdagangan, tentunya akan menjadi focus pelaku pasar akan kebijakan tariff barang Eropa yang masuk ke Amerika. Sikap Trump terhadap China dan Mexico tentu membuat Uni Eropa menjadi ragu apakah kesepakatan masalah tariff dapat tercapai dengan Administrasi Trump. Ditambah lagi adanya perusahaan Amerika Serikat Google, yang sedang mengalami tuntutan pengadilan atas pelanggaran undang undang anti monopoli di Eropa dan terkena denda sebesar $1,7 milliar. Tentunya ini akan menambah tekanan atas konflik dagang Amerika – Eropa.
Kendala-kendala diatas tentunya membuat Euro Central Bank harus berhati hati dalam membuat kebijakan moneter yang akan dirilis nanti malam pada pukul 18.45 WIB dan diteruskan dengan konfrensi Press pukul 19.30 WIB. Dalam kebijakan moneter ECB, pelaku pasar ingin mengetahui :
- Rincian detail program TLTRO-III , dan tentunya ini merupakan QE terselubung versi ECB guna membantu operasional perbankan di Eropa, karena suku bunga yang rendah.
- Proyeksi Pertumbuhan dan laju tingkat inflasi.
Apabila statement dari Mario Draghi tidak mengubah suku bunga dan bersifat Dovish maka ini yang diinginkan oleh pasar, sehingga penurunan pair EURUSD akan berlanjut sampai ke level 1.1167 bahkan ke level 1.1127. Pernyataan yang Hawkish hanya akan membuat EURUSD naik sementara ke level 1.1255 bahkan sampai ke 1.1300 dan setelah itu pair ini kembali dalam tekanan jual.
Harga EURUSD akan naik terus jika pernyataan ECB bersifat Hawkish dan terjadi pelemahan US Dollar yang signifikan pair ini dapat ke level 1,1400, tetapi kedepannya tetap cenderung Bearish, karena ekonomi Uni Eropa cenderung tidak stabil saat ini.
EURU/USD Timeframe Daily
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam waktu yang lebih panjang.