Kenaikan Pajak Akan Membebani Poundsterling
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kemarin menyampaikan niatnya untuk menaikan pajak pekerja dan perusahaan di depan Parlemen Inggris.
Rencana kenaikan pajak ini merupakan reformasi keuangan di Inggris untuk memperbaiki system keuangan di negaranya. Butuh dana yang besar untuk membiayai warga negara berusia lanjut dan cacat. Defisit anggaran Inggris melebihi 2 milliar poundsterling, dengan beban hutang yang terus meningkat mencapai 97,2% dari GDP, sehingga dibutuhkan langkah langkah untuk mengubah system keuangan yang ada.
Parlemen Inggris menolak rencana ini mengingat, kenaikan pajak pekerja dan perusahaan akan membuat tekanan warga Inggris disaat penyebaran virus delta terus meningkat di negara tersebut. Rencana perbaikan system keuangan oleh Boris langsung disambut oleh Menteri Keuangan Inggris dengan rencana mengurangi pengeluaran dalam anggran belanja pemerintah. Keadaan ini tentunya akan membebani pertumbuhan ekonomi Inggris dalam jangka pendek.
Penguatan indeks US Dollar kemarin terjadi setelah imbal hasil 10 tahun Amerika Serikat naik 1,299% menjadi 1,373% dimana naiknya imbal hasil obligasi merupakan signal bahwa akan terjadi pengurangan likuiditas di pasar uang. Keadaan ini tidak lepas dari keinginan The Fed untuk melakukan taper pada akhir tahun ini.
Efek Terhadap Pasar
Rencana kenaikan pajak serta pengurangan anggaran belanja Inggris akan membuat pair GBPUSD cenderung bearish.
Ekspektasi Pasar
Diprediksi pair GBPUSD bergerak dalam range 1.3714 – 1.3796
Trading Plan :
Sell Limit 1.3796 – 1.3830 dengan target 1.3673 – 1.3714
Stoploss 1.3918
Grafik GBPUSD timeframe D1
Disclaimer
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.