Resiko Penyebaran Virus Omicron Dapat Melemahkan Poundsterling
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari minggu memperingatkan bahwa gelombang ke 4 pandemi virus omicron saat ini cukup serius sehingga pemerintah menaikan tingkat kewaspadaan dari level 4 ke level 5.
Para ilmuwan di Inggris masih meneliti penyebaran virus omicron terhadap dampaknya dikemudian hari. Walaupun terdapat gejala yang lebih ringan dibandingkan virus delta tetapi belum ada data pasti bahwa virus ini akan mempunyai angka kematian yang lebih rendah dibandingkan virus delta.
Dengan meluasnya penyebaran virus omicron di Inggris tentunya berdampak pada angka rawat inap di negara tersebut, sehingga jika tidak dapat dikendalikan maka akan terjadi peningkatan jumlah pasien rawat inap dalam beberapa waktu kedepan.
Boris menyarankan kembali pemakaian masker dan akan mempercepat suntikan booster bagi warganya. Keadaan ini tentunya meningkatkan resiko terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi di negara Inggris sehingga dapat terjadi pelemahan mata uang Poundsterling kedepannya.
Berbeda dengan negara Amerika Serikat yang mempunyai masalah dengan tingginya angka inflasi, dimana inflasi AS telah mencapai 6,8% dan dapat membuat The Fed memutuskan pengurangan pembelian obligasi secara agresif pada minggu ini, serta menaikan suku bunga pada tahun depan. Keadaan ini dapat menguatkan mata uang US Dollar.
Efek Terhadap Pasar
Adanya ancaman perlambatan ekonomi negara Inggris akibat penyebaran virus omicron, serta inflasi di negara Amerika Serikat yang terlalu tinggi akan berdampak pada pelemahan pair GBPUSD.
Ekspektasi Pasar
Diprediksi pair GBPUSD bergerak dalam range 1.3125 – 1.3403
Trading Plan :
Sell Limit 1.3317 – 1.3403 dengan target 1.3125 – 1.3195
Stoploss 1.3571
Grafik GBPUSD timeframe D1
Disclaimer
Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang.