US Dollar Return

Baca artikel di situs FBS

Pasar sudah mulai bosan dengan retrorika akan perang dagang Amerika – China. Walaupun kita mengetahui bahwa situasi ini dapat berubah kapanpun jika Amerika masih berkeras dengan sikap proteksionisme nya. IMF telah memperingatkan, bahwa pertumbuhan ekonomi dunia tidak akan naik ditahun depan, jika setiap negara menerapkan sikap proteksionisme, dimana saat ini pertumbuhan ekonomi dunia , berkembang sebesar 3,9 % dan diprediksi akan sama pada tahun 2019.

Dari data IMF yang dirilis oleh kantor berita Bloomberg terlihat bahwa ditahun 2019 hampir semua negara maju termasuk China, Amerika, Uni Eropa termasuk Japan akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi dan disisi lain, tentunya ada pertumbuhan ekonomi yang meningkat di Emerging Market.

Dari sini akan terlihat bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi dinegara maju dapat di sebabkan oleh tinggi nya hutang negara negara maju, sehingga membuat inflasi menjadi melambat. Kedepannya issue akan hutang negara negara maju, dipastikan akan menjadi issue utama dunia.Jelang FOMC Meeting pada tanggal 2 mei 2018, US Dollar terlihat menguat mengingat tingginya yield obligasi 10 tahunan, hilangnya eskalasi ancaman nuklir Korea Utara , meredanya perang dagang dan tentunya membaiknya data data ekonomi Amerika termasuk retail sales serta Beige Book yang terlihat sangat optimis.

Fenomena diatas membuat penguatan US Dollar masih akan terasa di minggu ini, terutama Presiden Donald Trump merasa tidak senang jika harga minyak dunia terlalu tinggi, yang tentunya akan menambah perkasanya us dollar kedepannya.

Japan

Negara sakura masih akan meneruskan program stimulus ultra longgar kedepannya mengingat pertumbuhan ekonominya turun dari 0,6% menjadi 0,4% dan ini tentunya mengindikasikan bahwa Bank of Japan tidak akan terburu melakukan taper kedepannya.

Minggu ini Bank of Japan akan mengadakan rapat guna menentukan kebijakan moneternya kedepan dan Kuroda di kantor berita CNBC mengatakan bahwa “ Bank of Japan akan melanjutkan kebijakan moneter yang akomodatif yang sangat kuat untuk waktu yang lama. Ini tentunya membuat para analis ekonomi berpendapat bahwa, tidak akan ada perubahan yang signifikan pada pertemuan BoJ di minggu ini.

Target USDJPY ke level 108.50 an merupakan target sebelum Bank of Japan mengadakan meeting minggu ini, dan jika pelemahan yen terus berlangsung, maka 109,20 an merupakan target selanjutnya dengan resiko dibawah 105.60 an. Jauh memang resiko nya disaat kita menggunakan analisa Fundamental, karena kenaikan USDJPY sudah mendekati targetnya.

Japan 23 April 2018.jpg

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.